Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Jumat, 23 Okt 2015 - 16:22:28 WIB
Bagikan Berita ini :

Monash Institute: PAN Masuk Kabinet, Nasdem tak Bisa Berkutik

89Logo_Nasdem.jpg
Partai Nasdem (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik dari Monash Institute, Mohammad Nasih mengatakan bahwa sangat mustahil jika PAN masuk kabinet Jokowi tanpa ada syarat.

Hal tersebut diungkapkan Nasih menanggapi kemungkinan PAN masuk gerbong pemerintahan dan resistensi dari parpol pendukung Jokowi sebelumnya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"PAN denga mendukung Jokowi tentu tidak dengan gratisan. Walaupun para elite PAN dan Jokowi sendiri mengatakan "tanpa syarat". Itu sudah terbukti dari pembentukan kabinet di awal periode politik ini," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Faktanya, kata dia, Jokowi membentuk kabinet dengan sangat mengakomodasi parpol-parpol pendukung. Bahkan terkesan "disetir".

Lebih lanjut Nasih mengatakan jika PAN masuk ke dalam kabinet Jokowi, maka akan ada reaksi dari partai yang mendukung Jokowi dalam Pilpres 2014 lalu.

"Nah, tentu saja, parpol-parpol yang awal mendukung akan menolak, karena berkonsekuensi kepada jumlah kursi mereka," ujar dia.

Selain itu, kata dia, partai yang paling was was dengan masuknya PAN adalah partai yang saat ini tengah disorot publik terkait beberapa kasus yang menjerat kader-kadernya.

"Nasdem merasa khawatir, karena posisinya sekarang tidak sekuat dulu menyusul kasus sekjennya. Nah, yang paling lemah daya tawar saat ini adalah Nasdem menyusul kasusnya baru-baru ini. Wajar jika mereka "ketar-ketir"," terang dia.

"Bagaimana tidak khawatir, target berpolitik kan dapat kekuasaan untuk bisa merealisasikan ide? Kalau kekuasaannya dikurangi, mereka akan kehilangan kesempatan untuk merealisasikan ide dan juga tujuan, baik atau buruk, tergantung politisinya."

Oleh karenanya, ia menegaskan bahwa di antara kubu KIH, Partai Nasdem merupakan partai yang paling merasa dirugikan jika PAN benar-benar masuk dalam kabinet Jokowi.

"Ya Nasdem jelas rugi dong. Untungnya jelas tidak ada. Namun, Nasdem salah, karena sekjennya jadi tersangka. Makanya Hanura langsung tegas, pecat Dewie Yasin Limpo agar tidak kena image buruk sebagai partai korup seperti Nasdem. Yang bereaksi kan yang dikurangi. Yang tidak dikurangi kan sudah mapan. Sementara Nasdem, punya cela. Partai ini tidak akan berkutik, karena celanya itu," tutup dia. (iy)

tag: #kabinet jokowi-jk  #menteri jokowi  #pan  #nasdem  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fadel Muhammad: Fungsi Pengawasan DPD Fokus pada Masalah-Masalah di Daerah

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 29 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad mengatakan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) harus lebih diperkuat dalam pengawasan terhadap pemerintah daerah. ...
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...