Opini
Oleh Agus Harta (Koordinator ALMUD) pada hari Selasa, 27 Okt 2015 - 19:10:42 WIB
Bagikan Berita ini :

Chevron Sejahtera Di Atas Bumi Garut

41PLTP_Kamojang.jpg
PLTP Kamojang, Darajat, Garut (Sumber foto : Istimewa)

Garut Jawa Barat yang memiliki sumber kekayaan alam sangat melimpah ruah. Keindahan batu alamnya yang dimanfaatkan sebagai cinderamata bagi para peserta Konferensi Asia Afrika, bahkan menjadi lumbung pertanian nasional kini terancam rusak bahkan terancam menjadi korban pengurasan.

Saat ini masyarakat Garut resah akibat adanya operasi Chevron Darajat yang terbilang serakah, namun berbanding terbalik bahwa masyarakat Garut masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan semenjak adanya Chevron Darajat, masyarakat sekitar menjadi sulit mendapatkan air bersih.

Dampak dari Chevron membuat bendungan di sumber air bersih di Gunung Darajat sehingga menghentikan pasokan air bersih ke pemukiman masyarakat. Tak hanya itu, Chevron Darajat juga telah menghilangkan sumber mata pencarian penduduk yang dulunya bergantung dengan lahan pertanian. Masyarakat kebingungan untuk mencari sumber mata pencarian. Jangankan memanfaatkan hasil hutan dan ladang, bahkan untuk mendapatkan sumber air bersih saja mereka sulit.

Habisnya masa kontrak Chevron Darajat Garut harus dijadikan momentum agar pemerintah menghentikan pemanfaatan energi panas bumi Gunung Darajat Garut yang dilakukan Chevron dan harus ditinjau kembali.

Untuk diketahui, bahwa PT Chevron Darajat Garut mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energinya. Panas bumi ini kemudian diolah menjadi energi listrik. PLTP Darajat memiliki 3 unit pembangkit, yang teranyar ialah Darajat unit 3.

Darajat unit 3 yang berkapasitas 110 MW masuk ke dalam sistem interkoneksi Jawa-Bali. PLTP Darajat 3 yang terletak di kecamatan Pasirwangi, Garut, Jabar dimiliki oleh Chevron Geothermal Indonesia dan PT Pertamina (Persero). Pembangkit unit 1 (55 MW) dan unit 2 (94 MW) sudah beroperasi. Dengan penambahan unit 3, maka PLTP Darajat yang dioperasikan perusahaan yang bermarkas di California itu mampu menghasilkan total 259 MW.

Darajat 3 merupakan proyek energi panas bumi terbesar di dunia yang terdaftar dalam program Clean Development Mechanism (CDM), sebuah instrumen Protokol Kyoto untuk mendorong implementasi pengurangan dampak gas rumah kaca dari kegiatan produksi.

Jika Pemerintah tidak memperhatikan keutuhan alam dan kesejahteraan rakyat, maka kami mahasiswa dan pemuda yang tergabung di dalam "Aliansi Muda Untuk Demokrasi (ALMUD)" akan menggelar aksi demonstrasi di depan kantor pusat Chevron Pacific Indonesia di Senayan, pada hari Rabu 28 Oktober 2015.(*)

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #chevron  #darajat  #garut  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Selalu Ada Harapan

Oleh Swary Utami Dewi
pada hari Minggu, 28 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tadi malam, aku tersenyum bercampur nyengir melihat video singkat yang menayangkan perkataan beberapa kawan, yang (katanya) mau memajukan peradaban. Tapi keinginan ini ...
Opini

Warung Madura dan Pembangunan Entrepreneurship di Indonesia

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Warung Madura di Bali diminta untuk tutup pada malam hari. Berita ini menjadi topik hangat belakangan ini. Merujuk pemberitaan media, di Klungkung alasannya adalah keluhan ...