BANDUNG (TEROPONGSENAYAN) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi siap berdialog dengan petinggi Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq terkait permasalahan plesetan salam sunda "Sampurasun" menjadi "Campur Racun", yang terjadi saat Habib Rizieq menyampaikan ceramah di kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
"Kalau bertemu, bicara enggak ada masalah, tapi kalau menyangkut setiap orang ada hak asasi yang harus dihormati, mari kita menghormati. Ini kan perbedaan," kata Dedi di sela-sela acara malam puncak perayaan HUT Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Pusat di kota Bandung, Jumat (27/11/2015) malam.
Ia menuturkan secara pribadi dirinya bersikap santai dan telah memaafkan segala tuduhan atau pernyataan yang diutarakan Habib Rizieq dalam ceramahnya beberapa waktu lalu, seperti tudingan Dedi menikahi Nyi Roro Kidul.
"Yang pertama dari sisi pribadi saya terus membuat jawaban, saya tidak menganggap itu tuduhan atau pertanyaan dari mulai makna Sampurasun dan pertanyaan di dalamnya menganggap saya menikah dengan Nyi Roro Kidul, saya sudah menjawab semuanya dengan baik," tutur dia.
Orang nomor satu di Purwakarta ini mengaku, telah terbiasa dengan segala tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya.
"Saya pribadi sudah terlalu biasa menghadapi berbagai tuduhan, yang menyangkut tentang pribadi saya," katanya.
Sementara itu, terkait plesetan "Sampurasun" menjadi "Campur Racun" ia menegaskan salam Sunda tersebut memiliki makna yang bagus dan tidak bertentangan dengan kaidah agama Islam.
"Sebelum Sampurasun populer seperti saat ini, mungkin bisa dikatakan saya pejabat pertama di Jawa Barat yang mengucapkan itu di berbagai acara pemerintah," klaimnya.
Menurut dia, "Sampurasun" kepanjangan dari "Sampurna Ning Insun" yang berarti sempurnakan diri anda dan ada empat penyempurnaan yang harus dilakukan yakni penyempurnaan telinga, mata, hidung, lidah dan kesemuanya berfokus dalam hati.(yn/ant)