JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Kebijakan Publik, Amir Hamzah mengaku menemukan sejumlah modus permainan dalam proses penganggaran pengadaan lahan RS Sumber Waras yang dilakukan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Bahkan, ia menyimpulkan Ahok telah menjebak Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi untuk segera menyetujui penetapan perubahan APBD 2014. Dimana, didalamnya terdapat penganggaran pengadaan lahan RS Sumber Waras. (Lihat: Demi Loloskan Proyek RS Sumber Waras, Ahok 'Jebak' Ketua DPRD)
Berikut salah satu poin, isi surat Ahok ke Pras, panggilan akrab Prasetyo Edi Marsudi:
'Berkenaan dengan hal tersebut dan mengingat waktu untuk pelaksanaan sudah sangat mendesak, kiranya Ketua Dewan dapat segera memberikan persetujuan mengenai Penetapan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014'.
Amir menilai, dalam kalimat tersebut jelas merupakan desakan yang luar biasa kepada Pras sebagai Ketua Dewan yang baru menjabat.
"Disinilah manipulasi dan niat busuk itu dilancarkan. Dia sebenarnya sudah tahu, yang harus dia (Ahok) lakukan adalah meminta persetujuan dewan, bukan hanya ketua DPRD DKI," tegas Amir kepada TeropongSenayan di Jakarta, Senin (4/1/2015).
Sekitar tiga hari kemudian, tepatnya pada 24 Oktober 2014, surat yang layangkan Ahok dijawab oleh ketua DPRD DKI, yang isinya menyetujui.
Lucunya lagi, lanjut Amir, surat persetujuan atas permohonan perubahan APBD 2014 itu, tak pernah sampai ke tangan pimpinan dewan lain atau tanpa sepengatahuan empat wakil ketua DPRD DKI, yaitu Mohammad Taufik, Triwisaksana, Abraham Lunggana, dan Ferrial Sofyan.
"Kalu tidak percaya, silahkan konfirmasi langsung ke para wakil ketua DPRD, apakah mereka tahu atau dilibatkan? Kepada saya, mereka semua mengaku tidak tahu. Karena saat itu Alat Kelengkapan Dewan (AKD) belum terbentuk," beber Amir.
"Saya sudah pernah tanya juga pada Pak Pras soal ini, dia mengaku ditipu oleh Ahok. Karena, setelah Pras tanda tangan persetujuan, baru anggaran UPS sama RS Sumber Waras dimasukkan," terang dia.
"Pras sebelumnya tidak tahu (ada penganggaran pengadaan lahan RS Sumber Waras), makanya dia tanda tangan dulu. Setelah itu, Pras baru sadar kalau ditipu Ahok," jelas Amir.
Meski begitu, Amir menilai, dari rangkaian peristiwa tersebut, menggambarkan bahwa Ahok sengaja menjebak Pras yang notabene saat itu baru duduk di kursi DPRD 1, demi memuluskan kepentingan Ahok.
"Makanya, saya bilang, nanti Pras juga pasti dipanggil oleh KPK, untuk dimintai keterangan. Dan dia (Pras) sudah sangat siap," ujar Amir. (mnx)