Berita
Oleh Bara Ilyasa dan Bani Saksono pada hari Jumat, 21 Nov 2014 - 08:08:06 WIB
Bagikan Berita ini :
Catatan dari Diskusi IEPSH - TeropongSenayan (1)

Gawat, MEA Bisa Hapus Kedaulatan Negara

28Wilayah MEA.jpg
Wilayah ASEAN (Sumber foto : dok/TeropongSenayan)
Teropong Juga:

ADA sejumlah catatan penting yang tercecer dari diskusi bertajuk 'Urgensi Mengintegrasikan Kembali Sistem Petahanan dan Keamanan Negara Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonom ASEAN 2015', yang diselenggarakan Institut Ekonomi Politik Soekarno-Hatta dan Teropong Senayan, di sebuah cafe di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), di Cikini, Jakarta Pusat, kemarin petang (20/11/2014).

PEMERINTAH diingatkan bakal munculnya banyak dampak negatif dideklarasikannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015 mendatang. MEA merupakan bagian dari liberalisasi asing atas kedaulatan suatu negara. Hal itu diawali dari pembangunan koneksivitas untuk perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia. Yaitu dengan membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan.

"Jika koneksi-koneksi ini sudah dimiliki asing, maka Indonesia akan mudah untuk didikte oleh negara-negara lain sehingga tidak punya kedaulatan,' kata pengamat ekonomi politik Salamuddin Daeng yang mnjai pembicara kunci. Dia menambahkan, coba bayangkan kalau rantai pasokan pangan dikuasai oleh asing. Tol laut kapalnya milik asing, minyaknya tanker milik asing, infrastruktur milik asing.

Dampak berikutnya adalah setelah konektivitas terbangun, perdagangan juga akan dikuasai oleh asing. Perusahaan-perusahan internasional dengan mudahnya berdagang di dalam negeri Indonesia. Pasar-pasar Indonesia akan dijejali produk bermerek asing.

Itulah sejumlah persoalan yang harus dipecahkan oleh pemerintahan Presiden Jokowi. Peringatan senada juga dilontarkan anggota DPR Tb Hasanuddin dari Fraksi PDIP, pakar hukum tata negara Margarito Kamis, politisi Partai Nasdem Kisman Latumakulita, pengamat masalah hankam Sugeng Widodo, dan mantan Kapolri Jenderal Pol (purn) Chaeruddin Ismail.

Setelah itu, politik Indonesia mulai akan diintervensi demi kepentingan asing. Dan setelah itu tidak ada lagi batas negara dimana semuanya menjadi satu identitas. "setelah itu baru politik dan sosial budaya berarti itu akan single identity," ungkapnya. (b)

tag: #Perdagangan Bebas vs Kedaulatan Negara  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Puan Minta Penyimpangan Pada Proses Penerimaan Siswa Baru Ditindak Tegas, Dorong Evaluasi Sistem Pendaftaran

Oleh Sahlan Ake
pada hari Selasa, 17 Jun 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kisruh pendaftaran siswa baru yang kembali terjadi untuk tahun ajaran baru 2025-2026. Menurutnya, persoalan berulang saat pendaftaran ...
Berita

Kritisi Pernyataan Gus Ulil, Legislator Singgung Fakta Ekplorasi Tambang Belum Mampu Sejahterakan Rakyat

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) ---Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengkritisi pernyataan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla yang menyebut penolakan tambang secara ...