JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan melakukan reshuffle kabinet jilid II dalam waktu dekat. Bongkar pasang kabinet dilakukan salah satunya demi mengakomodir kepentingan partai politik yang telah menyatakan bergabung maupun mendukung pemerintahan.
Pengamat Politik M Qodari menilai, ada baiknya Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet usai Partai Golkar menggelar Musyawarah Nasional (Munas). Hal ini untuk melihat calon Ketum Golkar terpilih nanti mendukung pemerintah atau berbalik arah untuk tidak mendukung pemerintah.
"Pertama, reshuffle harus menunggu siapa Ketua Umum Partai Golkar," kata Qodari ditemui usai mengisi sebuah diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3/2016).
Alasan kedua mengapa ada baiknya Jokowi melakukan reshuffle kabinet harus menunggu Partai Golkar menggelar Munas, yaitu untuk melihat apa sikap politik Partai Golkar dibawah Ketua Umum yang baru. Apakah menjadi pendukung pemerintah atau malah berada di luar pemerintahan.
"Harus ditunggu sikap partai Golkar seperti apa. Karena nanti yang ditunjuk jadi Menteri malah saat Munas nggak dukung pemerintah, kan jadi enak," katanya.
Seperti diketahui, Partai Golkar akan menggelar Munas yang dikabarkan akan diselenggarakan pada Mei 2016 mendatang. Sejumlah nama telah menyatakan diri menjadi calon ketua umum, diantaranya Ade Komaruddin, Setya Novanto, Mahyudin, Airlangga Hartanto, Idrus Marham, dan Indra Bambang Utoyo. (mnx)