Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Jumat, 25 Mar 2016 - 06:40:00 WIB
Bagikan Berita ini :
Proyek Kereta Api Cepat

“Menteri BUMN Jangan Menjebak Presiden Jokowi”

11kereta-cepat2.jpg
Kereta cepat (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra mengatakan, ada pelajaran penting yang dapat diambil dari kasus demo sopir angkutan di Jakarta dengan banyaknya diwarnai aksi kekerasan.

Aksi tersebut, menurut Yusril, muncul karena tidak adanya harmonisasi pengaturan antara angkutan konvensional yang lebih mahal karena tidak disubsidi dengan angkutan berbasis online yang lebih murah karena disubsidi.

“Mestinya pemerintah daerah jangan cepat-cepat memberikan izin beroperasinya transportasi umum walaupun ongkosnya lebih murah. Antara angkutan umum konvensional dengan angkutan umum sistem baru harus diharmonisasikan lebih dulu agar yang satu tidak merugikan yang lain,” ujar Yusril dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/3/2016).

Menurut mantan Menteri Kehakiman itu, kisruh yang terjadi di Jakarta tersebut mencoreng citra pemerintah pusat, yang seharusnya menjadi tanggung jawab gubernur DKI.

“Selain mengganggu aktivitas masyarakat secara keseluruhan, demo tersebut juga mencoreng pemerintah pusat,” lanjutnya.

Terkait dengan demo pengemudi angkutan, Yusril mengingatkan bahwa proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung juga bisa menjadi masalah serius bagi pemerintah.
Ia memaparkan bahwa proyek mercusuar Kementerian BUMN itu menyimpan banyak masalah, seperti tidak adanya adanya izin dari Kementerian Perhubungan, tidak adanya kajian Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan), serta tidak urgen untuk kepentingan rakyat banyak.

“Yang tidak kalah fatalnya adalah dampak financial dari proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, mengakibatkan kita harus berutang ke China sebesar Rp 79 triliun, yang harus dibayar hingga anak cucu kita selama 60 tahun. Dan, jika proyek prestisius itu gagal, sama halnya Menteri BUMN menjebak Presiden Jokowi yang secara konstitusional sangat berbahaya,” papar Yusril.

Yusril menegaskan, seorang menteri juga tidak boleh mengabaikan suara publik dan memaksakan ambisi pribadinya dalam merancang sebuah proyek.

“Kalau ada menteri yang begini, yang kasihan presidennya menjadi sasaran tembak,” berbagai kalangan.

Yusril pun mengusulkan agar Menteri BUMN Rini Soemarno berbesar hati mengevaluasi proyek tersebut, kalau perlu membatalkannya.(yn)

tag: #jokowi  #kereta-cepat  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Angkat Isu Perempuan dan Palestina di Sidang PUIC ke-19, DPR Disebut Bisa Berbagi Pengalaman ke Negara OKI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Senin, 12 Mei 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam ...
Berita

Yayasan Bangga dan Ikatan Alumni ITB Gelar Lomba Penulisan Esai Bertema 'Indonesia Emas di Mata Saya', Ini Daftar Pemenangnya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Yayasan Bangga (Bangkit Anak Bangsa) menggelar lomba esai nasional bertema “Indonesia Emas di Mata Saya” bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang ...