JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Nama-nama wartawan Indonesia yang nekat bertemu Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu akhirnya terungkap ke publik. Bahkan tak hanya nama mereka, tetapi juga nama medianya.
Nama-nama yang berhasil dikenali antara lain James Luhulima (Kompas), Margareta (MetroTV), Abdul Rakhim (Jawa Pos), dan Tomi Aryanto (Tempo).
Tak ayal, kunjungan para wartawan dari media mainstream ini menuai kecaman dari publik Indonesia yang sangat menolak penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina dan sekaligus menodai hubungan baik bangsa Indonesia dengan bangsa Palestina.
Bahkan Ketua DPR RI Ade Komarudin terang-terangan mengecam pertemuan para wartawan Indonesia dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Senin, 28 Maret 2016 itu.
Semestinya, lanjut Akom, hal tersebut tidak perlu dilakukan di tengah pandangan masyarakat Indonesia yang mayoritas anti-Israel.
"Kita kan tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel," kata Akom di kompleks DPR RI, Jakarta, Rabu (30/03/2016).
Dia pun berpandangan bahwa hal tersebut akan menimbulkan risiko yang sangat besar.
"Nanti kalau ada apa-apa sama wartawan itu bagaimana? Kan di sana itu sedang berkonflik dan kita tak punya hubungan diplomatik. Di samping itu kan di sana konfliknya sepanjang abad," tandas dia.
Selain itu, Akom juga menyebut, pertemuan tersebut sangat tidak pantas dilakukan.
"Israel itu kan negara kejam, jadi tidak etislah pertemuan tersebut," ujar dia.
Akom menyarankan agar Dewan Pers turun tangan untuk memproses para jurnalis yang pergi ke Negeri Zionis tersebut.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq. Ia turut mengecam kehadiran rombongan wartawan senior Indonesia menemui Netanyahu itu.
"Kunjungan tersebut jelas sangat kontradiktif di tengah sikap Indonesia yang sejak awal menentang penjajahan Israel di Palestina dan mendukung kemerdekaan Palestina," katanya di Jakarta, Selasa.
Dia mengingatkan, terlebih Presiden Joko Widodo dalam sidang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang baru saja diselenggarakan di Jakarta, mempertegas sikap Indonesia menentang penjajahan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.
Mahfudz mengaku tidak memahami apa agenda dari kunjungan para wartawan senior tersebut terlebih setelah Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI. (iy)