Jakarta
Oleh Alfian Risfil pada hari Rabu, 30 Mar 2016 - 23:19:43 WIB
Bagikan Berita ini :

Mengapa Tidak Suka Ahok, Inilho Penjelasan Secara Obyektif

66bc0629d7da0a5c3e7a989b428d123c7c998dd4e9.jpg
Prijanto (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Bagi Prijanto, pengamat masalah ibukota, ada orang yang suka atau tidak suka terhadap Basuki Tjahaja Purnama (BAP) atau Ahok adalah hal yang wajar. Namun sebaiknya penilaian itu dilakukan secara obyektif.

"Rakyat menginginkan bahwa sosok yang akan menjadi Gubernur haruslah jujur, tegas, profesional, santun dan tidak munafik. Agar obyektif Ahok harus dinilai berdasarkan kriteria tersebut berdasarkan fakta bukan halusinasi atau analisis," papar Prijanto, Rabu (30/3/2016) di Jakarta.

Apakah Ahok jujur? Prijanto mengungkapkan Ahok pernah mengatakan kasus taman BMW tidak ada korupsi. Bila tidak ada korupsi, mengapa belum juga dibangun stadion olah raga di atas taman BMW.

"Itu pertanda ada masalah. Saya pernah nantang taruhan masing-masing Rp 1 M, antara Pri - Ahok - Trihatma (Podomoro). Tidak ada respons! Padahal tantangan debat Fadli Z direspons hingga naik ring tinju," papar Prijanto.

Kemudian apakah Ahok profesional? Prijanto memaparkan selama Ahok menjadi Gubernur predikat administrasi keuangan pemerintah provinsi DKI Jakarta dari BPK adalah WDP. Padahal sebelumnya WTP.

"Kemudian berdasarkan LAKIP Kementerian PAN dan RB, nilai kinerja dan akuntabilitas pemprov DKI nilainya CC atau 58. Ini dibawah Kalteng! Selain itu serapan anggaran pembangunan sedemikian rendah, nyaris abnormal?," papar Prijanto.

Apakah Ahok tegas? "Tegas itu bukan dilihat kerasnya teriakan. Tegas itu kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dan pranata hukum," ujar Prijanto.

Prijanto mengungkapkan saat kasus tanah taman BMW sedang disidang di pengadilan, pemerintah provinsi DKI Jakarta buru-buru mengajukan sertifikasi. Selain itu sebagai Gubernur, Ahok mengajukan RAPBD kepada Mendagri bukan hasil pembahasan dengan DPRD.

"Selain itu juga membeli tanah Yayasan Sumber Waras dengan mengabaikan UU dan Perpres serta Kepmendagri dengan harga yang mahal dan tidak wajar. Juga membiarkan pengembang menyerahkan kewajiban fasos fasum tetapi bodong. Apa ini tegas?," ujar Prijanto.

Benarkah Ahok santun? Prijanto memaparkan fakta bahwa Ahok beberapa kali memaki-maki tanpa bukti pihak DPRD yang seharusnya menjadi partner pemerintah. "Rakyat kecil minta penjelasan justru dimaki-maki. Rakyat kecil minta keadilan justru diajak berantem. Apa ini santun?," ujar Prijanto.

Apakah Ahok tidak munafik? Munafik menurut Prijanto adalah satunya kata dengan perbuatan. Ahok menurut Prijanto sesumbar membuat Pemprov DKI Jakarta bebas korupsi, ingin membuat Indonesia bebas korupsi dan menuduh PNS Pemprov DKI Jakarta korup.

"Benarkah sesumbar dan pernyataan Ahok? Dugaan korupsi justru bermunculan mengarah ke Ahok seperti kasus Kampung Deret, Bus Tranjakarta, UPS, taman BMW, pembelian tanah RSSW, dll justru dibiarkan dan bermunculan," papar Prijanto.

Penilaian berdasarkan fakta-fakta itu bisa berbicara sendiri. Menurut Prijanto inilah yang membuat banyak pihak yang tidak suka terhadap Ahok. Sehingga susah untuk membujuk maupun membantahnya.(ris)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...