JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak angkat bicara terkait kemunculan Teman Ahok sebagai pendukung utama calon Gubernur DKI lewat jalur independen Basuki Tjahaja Purnama (BAP). Menurutnya, pemilihan sebutan teman, kawan, sahabat atau relawan sebenarnya hanya diksi politik yang bertujuan untuk merebut hati masyarakat pemilih
"Kata relawan itu hanya untuk memperhalus tim sukses. Misalnya sahabat, teman, sahabat Donal misalkan," ujar Dahnil saat menjadi pemateri pada acara diskusi yang diadakan Madrasah Anti Korupsi Pemuda Muhammadiyah dan Pusat Belajar Anti Korupsi Dompet Dhuafa dengan tema "Mahar Politik dan Deparpolisasi" di Aula KH. Ahmad Dahlan PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (31/3/2016).
Dalam diskusi tersebut, turut hadir sebagaipanelis di antaranya Ketua divisi korupsi politik ICW Donald Farist, Ketua PP Muhammadiyah Dr. Busyro Muqoddas, pengurus PBAK DD, Ridwan Affan, dan kuasa hukum dari mantan komisioner KPK Bambang Widjojanto, Saor Siagian.
Sejatinya, kata Dahnil, para relawan memiliki peran dan fungsi yang sama dalam setiap memberikan dukungan terhadap calon kepala daerah yang didukungnya. Di level politik, Dahnil mengaku belum menemukan kelompok relawan yang secara sukarela.
"Relawan itu adalah diksi yang bagus. Tapi ketika dipakai di ranah politik itu saya masih sulit dapat logika relawan yang benar-benar pro publik secara full dari tindakan politiknya di Indonesia," ungkapnya.
Sesungguhnya, lanjut Dahnil, terdapat distorsi dan muatan kepentingan di balik pilihan-pilihan bahasa politik itu. Masyarakat Indonesia kata dia, sudah sangat pintar dalam menilai maksud dari kemunculan diksi-diksi tersebut.
"Diksis itu saat ini mengalami dekadensi, termasuk independen," paparnya. (iy)