Jakarta
Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Jumat, 20 Mei 2016 - 07:15:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Hingga Mei, Serapan Anggaran APBD DKI Hanya 1,8 Persen

72dki.jpg
DKI Jakarta (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW) Amir Hamzah, menyesalkan rendahnya penyerapan APBD Pemprov DKI yang baru mencapai 1,8 persen hingga pertengahan Mei ini.

Menurut Amir, rendahnya penyerapan APBD disebabkan ulah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Dia menjelaskan, Ahok bukanlah pemimpin yang baik, karena hanya merusak tatanan pemerintahan, organisasi dan sistem. Sementara kinerjanya nol besar.

"Semuanya hanya klaim, tidak berbanding lurus dengan kinerja. Mestinya, kalau Ahok bisa memimpin, basis penilainnya adalah kinerja. Bukan teriak-teriak di media," cetus Amir.

Amir mengkritik kebijakan Ahok yang selama ini sering kali gonta- ganti pejabat, sehingga terjadi resistensi penyerapan anggaran karena program dijalankan tidak sistematis.

"Ahok sering kali gonta-ganti pejabat sehingga berpengaruh pada program yang sudah dibuat. Jadi lain pejabat yang menyusun anggaran, lain juga pejabat yang melaksanakan. Fakta ini yang akhirnya membuat penyerapan APBD DKI baru 1,8 persen," jelas Amir, Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Karenanya, Amir memprediksi, penyerapan APBD DKI tahun ini tidak akan lebih dari 30 persen, alias hanya habis untuk gaji pegawai dan belanja langsung.

"Makanya, jangan heran jika aksi akrobatik Ahok di depan media tidak berdampak pada pembangunan untuk masyarakat," beber Amir.

Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakartam Djarot Saiful Hidayat mengakui rendahnya belanja modal Pemprov DKI.

Untuk meningkatkan penyerapan anggaran belanja modal, pihaknya akan menggenjot lelang konsolidasi.

"Memang masih 1,82 persen. Makanya kami mengadakan lelang konsolidasi dan sekarang hampir tuntas. Sehingga dengan cara seperti ini kita prediksi penyerapan anggaran tahun 2016 bisa maksimal," kata Djarot.

Politisi PDI Perjuangan ini optimis lelang konsolidasi yang hampir tuntas akan meningkatkan penyerapan anggaran belanja modal.

"Sekarang realisasi penyerapan masih di bawah 15 persen. Biasanya di pertengahan semester atau triwulan ketiga itu yang paling gede," ucap Djarot. (icl)


Akibat Sering Gonta-ganti Pejabat, Serapan Anggaran APBD DKI Hanya 1,8 Persen

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah, menyesalkan rendahnya penyerapan APBD Pemprov DKI yang baru mencapai 1,8 persen hingga pertengahan Mei ini.

Menurut Amir, rendahnya penyerapan APBD disebabkan ulah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Dia menjelaskan, Ahok bukanlah pemimpin yang baik, karena hanya merusak tatanan pemerintahan, organisasi dan sistem. Sementara kinerjanya nol besar.

"Semuanya hanya klaim, tidak berbanding lurus dengan kinerja. Mestinya, kalau Ahok bisa memimpin, basis penilainnya adalah kinerja. Bukan teriak-teriak di media," cetus Amir.

Amir mengkritik kebijakan Ahok yang selama ini sering kali gonta- ganti pejabat, sehingga terjadi resistensi penyerapan anggaran karena program dijalankan tidak sistematis.

"Ahok sering kali gonta-ganti pejabat sehingga berpengaruh pada program yang sudah dibuat. Jadi lain pejabat yang menyusun anggaran, lain juga pejabat yang melaksanakan. Fakta ini yang akhirnya membuat penyerapan APBD DKI baru 1,8 persen," jelas Amir, Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Karenanya, Amir memprediksi, penyerapan APBD DKI tahun ini tidak akan lebih dari 30 persen, alias hanya habis untuk gaji pegawai dan belanja langsung.

"Makanya, jangan heran jika aksi akrobatik Ahok di depan media tidak berdampak pada pembangunan untuk masyarakat," beber Amir.

Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakartam Djarot Saiful Hidayat mengakui rendahnya belanja modal Pemprov DKI.

Untuk meningkatkan penyerapan anggaran belanja modal, pihaknya akan menggenjot lelang konsolidasi.

"Memang masih 1,82 persen. Makanya kami mengadakan lelang konsolidasi dan sekarang hampir tuntas. Sehingga dengan cara seperti ini kita prediksi penyerapan anggaran tahun 2016 bisa maksimal," kata Djarot.

Politisi PDI Perjuangan ini optimis lelang konsolidasi yang hampir tuntas akan meningkatkan penyerapan anggaran belanja modal.

"Sekarang realisasi penyerapan masih di bawah 15 persen. Biasanya di pertengahan semester atau triwulan ketiga itu yang paling gede," ucap Djarot. (icl)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...