Ragam
Oleh pamudji pada hari Senin, 06 Jun 2016 - 08:56:18 WIB
Bagikan Berita ini :

Tradisi dari Bumi Melayu Ini Tandai Datangnya Ramadhan

68petangbalimau.jpg
Ilustrasi tradisi Petang Balimau, Riau (Sumber foto : ist)

PEKANBARU (TEROPONGSENAYAN) – Indonesia kaya akan tradisi menjelang Bulan Ramadhan. Ada dua tradisi dari bumi Melayu, yang selalu dilaksanakan masyarakat setempat untuk menandai datangnya bulan suci tersebut.

Kedua tradisi Melayu tersebut adalag Petang Balimau (Pekanbaru, Riau) dan Balimau Paga (Pesesir Selatan, Sumatera Barat).

Pada Minggu (5/6/2016), ribuan masyarakat Kota Pekanbaru, Provinsi Riau antusias mengikuti acara Petang Balimau yang diselenggarakan di tepian Sungai Siak, sebagai tanda akan dimulainya puasa.

"Petang Balimau sebuah tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan, yang dipertahankan hingga kini," kata Kepala Dinas Pariwisata setempat, Hermanius di Pekanbaru, Minggu (5/5/2016).

Dia menjelaskan petang Balimau adalah tradisi Melayu yang dilakukan sehari menjelang puasa. Pemerintah Kota Pekanbaru, sudah menjadikan acara Petang Balimau even wisata religius. Acara ini terus dipertahankan hingga kini sebagai upaya menggali sendi budaya Melayu yang sarat muatan Islamnya.

"Bagi umat Islam kegiatan ini juga sebagai doa bersama untuk selalu bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan," urainya.

Pantauan di lapangan terlihat ribuan masyarakat berdatangan baik dari Pekanbaru maupun dari luar kota memenuhi tepian Sungai Siak. Tidak luput Jembatan Siak I dan III dipenuhi oleh warga yang ingin menyaksikan Petang Balimau dari atas. Demikian juga di kedua sisi sungai dipenuhi masyarakat yang ingin menyaksikan detik-detik bergesernya mata hari dari siang menuju malam.

Sementara itu, di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), Wakil Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar menghadiri prosesi Balimau Paga. Acara yang digelar masyarakat adat ini berlangsung di Kecamatan Ranah Pesisir dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan 1437 Hijriah.

Dalam sambutannya wakil bupati mengapresiasi kekompakan masyarakat adat, yang diharapkan hal itu terjadi tidak hanya ketika akan melaksanakan prosesi Balimau Paga" namun juga dalam menyokong pembangunan daerah.

"Kalau semuanya kompak seperti ini saya yakin Kabupaten Pesisir Selatan akan tumbuh dengan cepat," ungkapnya.

Ia menambahkan kegiatan Balimau Paga harus tetap dilestarikan karena nilai kekeluargaannya begitu kental dan bisa menyatukan berbagai lapisan masyarakat.

Sebanyak 38 bejana berisikan bermacam-macam kembang yang mengeluarkan aroma wangi beserta airnya disediakan oleh kelompok ibu yang disebut bundo kanduang sebagai pelengkap prosesi.

Kegiatan dimulai dengan tari galombang yang merupakan tari tradisional setempat dan ditutup dengan mengusapkan air kembang ke kening masing-masing peserta. (plt/ant)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Ragam Lainnya
Ragam

KENANGAN 50 TAHUN KEMERDEKAAN RI Semua harapan keunggulan bangsa buyar karena politik ?

Oleh M. Said Didu
pada hari Minggu, 10 Agu 2025
17 Agustus 1995, tepat 50 Tahun Kemerdekaan RI.  Kami insan Teknologi saat itu yang dipimpin oleh Pak Habibie (saat itu sdh 8 tahun bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi - BPP ...
Ragam

Mimpi Hashim: Menjadikan Indonesia Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia

Jakarta, 20 Juni 2025 – Di tengah gempuran perubahan iklim global, hadir satu wacana yang terdengar sederhana namun sarat makna ekologis dan ekonomis: bambu. Tanaman yang lekat dengan tradisi ...