Jakarta
Oleh Ferdiansyah pada hari Senin, 14 Nov 2016 - 16:23:44 WIB
Bagikan Berita ini :

Timses Ahok Kian tak Berdaya Hadapi Opini Publik

11ahokdua.jpg
Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Direktur Eksekutif Lembaga Konsultan Politik Indonesia, Dendi Susianto menilai tim sukses pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat lemah dalam melawan opini publiksehingga elektabilitas pasangan tersebut terus turun.

"Tim sukses Basuki-Djarot yang sudah bergerak lama sudah mulai tidak efektif (melawan pemberitaan negatif)," kata Dendi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Dia mengatakan, ada empat isu utama yang menyebabkan elektabilitas pasangan Basuki-Djarot terus menurun dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017, khususnya terkait pemberitaan negatif Ahok selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Dendi menjelaskan, untuk kasus dugaan korupsi pembelian lahan Yayasan Sumber Waras, 54 persen responden menilai Ahok bersalah dalam kasus tersebut dan 46 persen menilai benar.

"Untuk kasus reklamasi pantai di Jakarta Utara, 72 persen responden menilai Ahok salah dan 28 persen menilai benar. Untuk kasus Surat Al Maidah 51, 83 persen responden menilai Ahok salah dan 18 persen benar," ujarnya.

Menurut dia, pendapat masyarakat untuk kasus penggusuran di Bukti Duri, 49 persen menilai Ahok salah dan 51 persen dinilai benar.

Dendi mengatakan, timses paslon Ahok-Djarot dianggap sudah paling banyak bergerak melakukan sosialisasi. Lalu diikuti timses paslon Agus-Sylvi dan pasangan Anies-Sandiaga.

Pada kesempatan yang sama, pengamat politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun mengatakan ada faktor lain yang menyebabkan elektabilitas Ahok-Djarot terus menurun, yakni partai politik lamban merespon isu negatif terhadap pemberitaan Ahok.

Dia menilai, ada fenomena "masyarakat cair" di Jakarta yaitu mudah beralih pikiran terkait info yang diperolehnya.

"Dalam tiga bulan ini, intensitas informasi yang diterima masyarakat adalah negatif tentang Ahok. Karena itu menjadi rasional ketika pemilih bergeser yang jumlahnya 43,6 persen (berdasarkan survei LKPI)," ujarnya.

Ubedilah mengkritik ketua umum parpol yang tidak berkomentar apapun dalam merespon pemberitaan negatif terhadap Ahok sehingga kondisi itu berbahaya dalam sudut pandang politik.

Menurut dia, telatnya respon tersebut menimbulkan legitimasi bahwa seolah-olah Ahok bersalah dalam kasus-kasus yang sedang menjeratnya.

"Megawati (Ketua Umum PDIP) kapan berkomentar, dalam teori politik kondisi itu berbahaya. Respon telat menyebabkan seolah-olah ada legilitasi bahwa Ahok bersalah," katanya.

Dia mengatakan, masyarakat suka kinerja positif namun tidak suka gaya komunikasi maka masih menimbulkan efek negatif.

Karena itu dia menyarankan agar komunikasi politik Ahok harus diperbaiki karena tidak berpengaruh signifikan meskipun kinerjanya dinilai positif oleh masyarakat. (icl/Antara)

tag: #ahokdjarot  #pilkada-jakarta-2017  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...