JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono meminta, Presiden Joko Widodo menyikapi dengan bijak terkait banyaknya kritikan di media sosial maupun di media online.

Harusnya, kata Arief, dengan begitu Jokowi bisa intropeksi diri atas segala kebijakannya yang selama ini belum dirasakan oleh rakyat.

Bukan justru, lanjut dia, memerintahkan Menkominfo Rudiantara untuk menata dan membereskan puluhan ribu media online yang dianggap tidak pro dengan pemerintah.

"Jokowi bisa populer dan terpilih menjadi Presiden karena kekuatan media, baik media mainstream dan offstream serta media sosial. Sampai timnya Joko Widodo buat Jasmev, maka Jokowi juga harus siap di bully dan tidak populer di media juga," kata Arief kepada TeropongSenayan di Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Sementara itu, Arief menyarankan agar Jokowi bertanya pada diri sendiri, apakah selama pemerintahannya ekonomi Indonesia semakin membaik atau tidak. Pasalnya, hingga saat ini kurs mata uang Rupiah terhadap US dollar dari kisaran Rp 10 ribu meroket hingga Rp 13 ribu

"Kadang terus mengudara sampai menyentuh hampir Rp 15 ribu. Pengangguran makin bertambah di sektor formal karena banyak jenis pekerjaan yang harus ditempati TKI tapi ditempati TKA Cina," ucapnya.

Maka itu, Arief mengharapkan pemerintah jangan jadikan hukum untuk mengkriminalisasi seseorang dalam menyatakan kebebasan berpendapatnya ditengah demokrasi yang saat ini sudah terjadi di masyarakat.

"Mungkin saja yang mengkritik adalah mereka yang dulu adalah bagian dari menciptakan seorang tokoh yang menjabat Walikota Solo sebagai tokoh yang paling merakyat dan mampu memimpin Indonesia," tuturnya.

"Jadi pesan saya sebaiknya Jokowi santai saja menghadapi propaganda, kritik di media. Engga usah paranoid dan apalagi emosi bicara dengan data yang tidak tepat," tutupnya. (icl)