Berita
Oleh Sahlan pada hari Jumat, 10 Feb 2017 - 17:47:03 WIB
Bagikan Berita ini :

Sebut Aksi 112 Beraroma Politik, Gerindra: Polri Tidak Ngerti Demokrasi

77Desmond-J-Mahesa.JPG
Desmond J Mahesa (Sumber foto : Dok/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kapolri Jenderal Tito Karnvian menduga ada aroma politik terkait Pilkada DKI dalam aksi 11 Februari 2017 atau 'Aksi 112' besok. Dengan alasan itu, Kapolri melarang Aksi 112 itu diisi kegiatan jalan kaki atau long march.

Menangapi hal ini, Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa menilai, pihak kepolisian tidak memahami hakikat negara demokrasi, di mana kebebasan berpendapat di muka umum dilindungi.

"Yang menjadi persoalan saat ini adalah orang yang tidak ngerti demokrasi kalau demo itu tidak politik, hanya orang yang anti-demokrasi yang tidak memahami demo itu adalah politik. Jadi kalau ada yang bilang demo itu politik ya memang politik, kenapa terjadi demo pasti ada sesuatu hal yang ketidakpuasan kelompok tertentu atau peristiwa keadilan atau hak," kata Desmond saat dihubungi, Jumat (10/2/2017).

Wakil Komisi III DPR ini mengatakan, dalam negara demokrasi demo itu sesuatu keharusan. Jadi, lanjut Desmond, jika ada penjabat kepolisian mengatakan bahwa demo tidak boleh bermuatan politik berarti tak memahami demokrasi.

"Kapolrinya seolah-olah tidak paham, atau pura-pura tidak paham. Jadi negara mana pun demo itu suatu bagian dari demokrasi. Pasti demo bermuatan politik. Jadi kalau ada penjabat yang bilang demo itu politik itu tidak paham aturan-aturan demokrasi atau negara ini sudah negara otoriter. Demo itu diatur oleh UU dan kalau ada penjabat kepolisan yang bilang bahwa tidak boleh, tidak melaksanakan UU," ucapnya.

Diketahui, Kapolri Jenderal Tito Karnvian menduga ada kepentingan politik terkait Pilkada DKI dalam aksi 11 Februari 2017 atau 'Aksi 112' besok.

"Masih cukup kental aroma politik dari masalah ini, kita melihat bahwa masalah keagamaan sebaiknya tidak dikaitkan dengan masalah politik," kata Tito dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/2/2017).

Untuk itu, Tito melarang aksi 112 itu diisi dengan kegiatan jalan kaki atau long march.

"Beberapa ormas Islam besar, Muhammadiyah dan PBNU tidak mendukung aksi ini. Mobilisasi masa erat hubungan dengan politik Pilkada," ucap dia menegaskan.(yn)

tag: #aksi-112  #kapolri  #kapolri-jenderal-pol-tito-karnavian  #partai-gerindra  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Ali Wongso: SOKSI Dukung Penuh Jokowi dan Gibran Berada di Partai Golkar

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 25 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketum SOKSI ,Ir. Ali Wongso Sinaga mendukung penuh Pak Jokowi dan Pak Gibran berada di Partai Golkar. Hal ini sebagaimana pernyataan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto ...
Berita

Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan ...