JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Dalam daftar pemilih tetap (DPT) untuk putaran kedua Pilkada DKI yang telah ditetapkan KPU DKI, ada penambahan jumlah pemilih sekitar 100 ribu.
DPT putaran pertama berjumlah 7.108.589 dan jumlah pemilih putaran kedua menjadi 7.218.254.
Calon Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan mengatakan, penambahan itu tidak boleh dimanfaatkan untuk kecurangan.
"Kedamaian tak akan muncul bila ada praktik manipulatif. Jauhi praktik manipulatif supaya suasana tetap damai dan kondusif," kata dia di Jakarta, Jumat (7/4/2017).
Cagub nomor urut tiga ini tak ingin pihak-pihak yang tidak berhak, ikut dalam pilkada. Peristiwa seperti itu, kata dia, terindikasi terjadi di putaran pertama.
Anies mengaku tak ingin kejadian itu terulang di putaran kedua. Semua proses yang berjalan pada Pilkada DKI putaran kedua harus berlangsung fair.
"Di putaran pertama sudah dipertanyakan soal itu, 187.000 suket, ke mana itu? selisih suara kemarin 167.000, suketnya 187.000. Dan di 452 TPS kemarin ada 216.000 lebih suara karena kemenangan 96 persen (paslon nomor dua)," ujar dia.
"Saya juga tak tahu apa yang terjadi di tempat itu. Tapi bagi mereka yang mempelajari ilmu elektoral sangat unik," imbuh Anies.
Sebelumnya, Tim Pemenangan Anies-Sandi menolak penggunaan surat keterangan (suket) sebagai pengganti kartu tanpa penduduk elektronik (KTP-el) dalam pemungutan suara pada 19 April mendatang. Banyaknya permasalah terkait suket di putaran pertama menjadi alasan Tim Anies-Sandi menolak.
Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandi, Syarif, mengatakan, timnya menemukan suket banyak yang bermasalah atau invalid. Dia mengklaim menemukan sedikitnya 430 suket bermasalah dari total 40.816 suket yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI jelang putaran kedua.
"Kami tim nomor tiga menolak suket," kata dia dalam rapat pleno terbuka penetapan daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada DKI Jakarta putaran dua di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2017) malam.(yn)