JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Meski baru pertama kali digelar, namun pelaksanaan Daqu Award, ajang penganugerahan untuk mereka yang terlibat dalam perkembangan dakwah Al-Qur’an, mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.
Termasuk para dewan juri yang terdiri dari Prof Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, Prof. Dr. Hj. Khuzaimah T. Yanggo, MA, DR. Muchlis M Hanafi, DR. Adian Husaini serta pengamat media Albertha Furqon.
Pakar ilmu tafsir dan hukum Islam Prof Dr KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan acara ini merupakan sesuatu yang bermanfaat sekaligus yang pertama dalam dakwah Al-Qur’an di Indonesia.
Ia mengatakan selama ini dunia tahfizh terpinggirkan dari mulai sistem belajarnya hingga para lulusannya yang bingung mencari kerja. Namun, kini dengan kehadiran beberapa tokoh seperti ustadz Yusuf Mansur dan ustad Bachtiar Nasir dunia tahfizhul Qur’an mulai bergeser dan mendapat banyak pengakuan.
“Ini ajang yang baik yang saya harapkan akan semakin memotivasi mereka yang selama ini telah berjuang untuk pemuliaan Al-Qur’an di Indonesia. Saya berharap nantinya akan banyak muncul pelaku dakwah Al-Qur’an sekaligus mengangkat derajat para pemulia Al-Qur’an” ujar Ahsin sebelum memulai proses penjurian nominator Daqu Award di Hotel Siti, Tangerang, (15/4).
Ia pun berharap kegiatan ini nantinya akan berlanjut dan menemukan mereka-mereka yang selama ini berkontribusi besar bagi perkembangan dakwah Al-Qur’an di Indonesia.
“Saya meyakini banyak da’i-da’i ataupun tokoh masyarakat yang selama ini berjuang untuk mengenalkan Al-Qur’an baik dari membaca hingga menghafalnya” tambahnya.
Adapun Prof. Dr. H. Huzaimah T. Yanggo berharap dengan pemberian award ini akan ada peningkatan dunia tahfzhul Qur’an di Indonesia. menurutnya saat ini perkembangan dunia tahfizhul Qur’an di Indonesia terus meningkat dan ini merupakan sesuatu yang membangggakan.
“Kini menghagal Al-Qur’an tidak hanya di pesantren-pesantren tetapi juga sekolah - sekolah umum. Bahkan ada sekolah yang memulai pelajaran dengan membaca ayat suci Al-Qur’an” ujar dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Hal senada disampaikan oleh DR. Adian Husaini. Adian yang dikenal sebagai salah satu cendekiawan Islam ini mengatakan semoga kegiatan ini nantinya akan mempelopori banyak pihak untuk mendorong perkembangan dakwah Al-Qur’an di Indonesia. Ia pun mengapresiasi perkembangan tahfizhul Qur’an di Indonesia yang tidak dapat diprediksi dan bahkan menjadi primadona.
“Nah, sekarang tugasnya adalah bagaimana mendorong lahirnya para pemikir-pemikir Al-Qur’an di kalangan tokoh-tokoh muda Islam yang misalnya dapat melahirkan tafsir Al-Qur’an” ujarnya.
Ia juga berharap nantinya perkembangan dunia tahfizhul Qur’an di Indonesia ini juga tidak hanya berhenti pada tahapan menghafal namun juga hingga aplikasinya.
Apresiasi juga datang dari Dr. Muchlis M. Hanafi yang kini duduk sebagai Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran, Badan Litbang Kementerian Agama. Ia mengakui meski untuk yang pertama dan butuh penyempurnaan untuk penyelenggaran berikutnya namun Daqu Award layak diapresiasi sebagai sebuah terobosan baru.
“Ini sangat bagus dan saya harapkan dapat menjadi syiar bagi perkembangan dunia tahfizhul Qur’an di Indonesia” ujar pria yang juga menjadi penterjemah saat kedatang Raja Salman beberapa waktu lalu tersebut.
Pelaksanaan Daqu Award sendiri diinisiasi oleh Daarul Qur’an dan akan dihelat pada tanggal 20 Mei mendatang di Balai Sudirman, Jakarta. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan rangkaian dari Milad Daarul Qur’an ke-14 yang akan jatuh pada tanggal 5 Juli 2017. (icl)