Berita
Oleh M.Anwar pada hari Kamis, 18 Mei 2017 - 14:39:34 WIB
Bagikan Berita ini :

Menristekdikti: Jangan Ada Partai Politik di Dalam Kampus

1menristekdikti.jpg
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan kampus harus bersih dari partai politik karena partai dikhawatirkan akan menyebabkan benturan.

"Jangan ada partai politik di dalam kampus karena nanti akan menyebabkan benturan," ujar Nasir, di Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Kampus tak hanya menjadi pusat pengembangan akademik, namun berpotensi melahirkan radikalisme. Dia memberi contoh teroris yang sudah dieksekusi mati, seperti Amrozi dan Imam Samudera juga awalnya dari kampus.

Nasir juga menyatakan tidak boleh ada gerakan atau organisasi berideologi tidak sesuai dengan Pancasila hidup di kampus.

"Gerakan-gerakan ini dapat mengikis rasa cinta tanah air, memunculkan radikalisme dan intoleransi yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata dia.

Nasir menjelaskan bahwa Kemristekdikti telah mempersiapkan formula mencegah berkembangnya gerakan-gerakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, paham radikal, dan intoleransi di kampus melalui program General Education.

Program di bawah Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) ini berusaha menanamkan wawasan kebangsaan, bela negara, cinta tanah air, serta pluralisme. Kebhinnekaan harus dijaga dan dikembangkan lebih baik.

Dia mendorong pimpinan perguruan tinggi agar mengawasi paham radikal dan intoleran di kampus karena akan merusak suasana akademis di perguruan tinggi.

Nasir meminta para rektor memetakan dan mengidentifikasi simpul-simpul gerakan di kampus yang berpotensi menimbulkan radikalisme dan intoleransi di kampus.(pkt/ant)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement