JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Rektor Surya University, Yohannes Surya mengatakan bahwa Indonesia harus berkaca dari China di sektor pendidikan. Dia mengungkapkan kunci reformasi pendidikan di China adalah revolusi mental (motivasi).
“Mereka habis-habisan untuk pendidikan di China,” tegas Yohanes Surya saat diundang sebagai pakar pendidikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komite III DPD RI di Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Yohanes Surya mengungkapkan bahwa di dunia pendidikan tidak ada yang instan. Pendidikan itu membutuhkan waktu panjang. “Di China juga membutuhkan waktu yang lama. Maka dia utamakan terlebih dahulu guru atau dosennya. Profesi pengajar merupakan pekerjaan tertinggi,” papar dia.
Yohanes menilai kualitas guru adalah kunci sukses reformasi pendidikan. Karena murid yang baik berasal dari guru yang tegas dan disiplin. “Tidak ada sukses diraih tanpa kedisiplinan dan kerja keras. Hal ini yg perlu kita pelajarin yaitu kerja keras,” cetusnya.
Selain itu, universitas juga seharusnya berkaitan dengan industri. Sehingga dapat terciptanya research baru yang mampu menciptakan suatu teknologi yang mutakhir. “Ini yang harus kita ciptakan. Dengan teknolgi kita bisa mensejahterakan semuanya,” pungkas Yohanes.
Lalu, apakah Indonesia mampu meniru kemajuan pendidikan China itu? Yohanes mengatakan bahwa itu sangat mungkin. Hanya saja, untuk mencapai kemajuan layaknya China ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni mereformasi dunia pendidikan, menyediakan pengembangan sekolah kejuruan yang disesuaikan dengan daerah masing-masing, dan perhatian lebih khusus pada anak-anak berbakat. “Inilah yang harus segera kita tiru,” ujar dia.
Ketua Komite III DPD RI Hardi Selamat Hood yang memimpin rapat mengatakan saat ini komite yang dipimpinnya tengah membahas dan memberikan pandangan RUU tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Untuk itu, Komite III mengundang pakar agar mendapatkan masukkan RUU dari pemerintah ini.
“Kita berharap pakar dapat memberikan pengayaan pada kita semua. Agar kita bisa memberikan pandangan pendapat supaya bisa lebih komprehensif terhadap RUU tersebut,” ucap Ketua Komite III Hardi Selamat Hood saat RDPU di Gedung DPD, Jakarta, Rabu (14/6).
Senator asal Kepulauan Riau itu menilai bahwa ilmu dan teknologi bukan hal yang sederhana. Pasalnya, dalam makna dan kandungan ilmu teknologi itu sendiri syarat dengan konsep. “Karena di ilmu teknologi itu, teori dan praktek yang berkorelasi dengan nilai,” jelas dia.
Selain itu, ia juga menyinggung bahwa pada era globalisasi membangun ekonomi modern telah berbasiskan pengetahuan tidak lagi beralaskan UU Tenaga Kerja. “Justru di era globalisai ini diperlukan inovasi dan teknologi secara terus-menerus,” jelas Hardi.(dia)