Jakarta
Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Rabu, 12 Jul 2017 - 19:46:08 WIB
Bagikan Berita ini :

Rombak Pejabat, ‎Djarot Dianggap Lakukan Politik Balas Dendam

58djarotlagi.jpg
Djarot Saiful Hidayat (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Koordinator Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I), Tom Pasaribu menduga Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat tengah melakukan politik balas dendam menyusul rencana perombakan pejabat di lingkungan Pemprov DKI yang mulai dilakukan Kamis (13/7/2017) besok.

Aksi otak-atik formasi pejabat baru tersebut dinilai juga tak lepas dari kepentingan Sekda DKI Sefullah yang belakangan mulai dikabarkan posisinya tidak aman.

"Tidak sulit memahami, bahwa Djarot bersama Sekda Saefullah sedang berupaya menempatkan orang dekat dan menyingkirkan yang tidak sependapat, terutama pejabat-pejabat yang mendukung Anies-Sandi pada Pilgub DKI 2017 lalu. Ya.. semacam aksi balas dendam gitu," kata Tom Pasaribu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2017).

Padahal, kata Tom, kebijakan yang ditempuh Djarot dengan buru-buru merombak pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tiga bulan menjelang lengser, jelas menabrak Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dalam UU ASN tersebut, Kepala Daerah yang mau lengser dilarang mengeluarkan kebijakan yang sifatnya strategis, termasuk merotasi pejabat selama enam bulan sebelum lengser.

Selain itu, Djarot juga dilarang mengambil kebijakan-kebijakan strategis, diantaranya menyangkut keberlangsungan proyek reklamasi Teluk Jakarta.

Tom memandang, pergantian sejumlah pejabat DKI sama saja Djarot sedang mencari kambing hitam dan mau menyalahkan anak buahnya karena penyerapan APBD yang tidak maksimal.

Diketahui, Djarot sendiri berkali-kali menyebutkan, melalui perombakan pejabat, dia berharap pemerintahannya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

"Jadi, itu artinya Djarot berpikiran pejabat yang tidak mendukungnya saat Pilgub bakal menghambat jalannya roda pemerintahannya. Orang buta sama orang tuli saja tahu lah.. kalau manuver perombakan ini sangat politis," cetus Tom.

Bukan hanya itu, perombakan tersebut sekaligus juga dinilai Tom merupakan proyek aji mumpung Sekda DKI, Saefullah.
Pasalnya mantan Walikota Jakarta Pusat itu diberikan kewenangan luar biasa untuk mengganti pejabat eselon III dan IV.

"Ini tentu menjadi momentum Saefullah menempatkan orang-orang dekatnya mengisi posisi-posisi strategis," terang Tom.

Karenanya, lanjut Tom, wajar jika ada kecurigaan yang beredar tentang adanya setoran untuk meraih posisi jabatan tertentu di DKI.‎

"Jangan lupa juga, pergantian sejumlah pejabat juga terindikasi upaya menghilangkan jejak korupsi rezim sebelumnya," tukas Tom.

"Kita tahu, Pemda DKI sekarang ini bisa dibilang 'paling nakal'‎. Ada setumpuk kasus yang sewaktu-waktu bisa kembali berlanjut; Bus Way, RS Sumber Waras, Reklamasi, lahan Cengkareng, dan lain-lain," beber Tom. (icl)

tag: #dki-jakarta  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...