JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Partai Golkar bereaksi atas kasus beras oplosan yang menarik perhatian publik, beberapa hari terakhir. Selain mendesak Kepolisian membongkar lebih jauh, Golkar juga akan menanyakan masalah beras subsidi dalam kasus ini.
Wakil Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Golkar Roem Kono mendesak Kepolisian untuk mengungkap dugaan permainan beras oplosan oleh PT Indo Beras Unggul (IBU), anak perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS). Bila ada indikasi permainan, PT Indo Beras Unggul dapat dikenakan sanksi pidana.
"Ya harus dibongkar (apakah ada indikasi dugaan kartel atau tidak)," kata Roem saat dihubungi di Jakarta, Minggu (23/7/2017).
Politisi Golkar ini juga akan menanyakan langsung kepada Kementerian Pertanian tentang beras IR 64 yang disubsidi pemerintah. Mengingat, hal ini masih menjadi perdebatan.
"Kita minta penjelasan dulu kepada Kementan dan Kementerian Perdagangan," imbuhnya.
Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menggerebek sebuah gudang beras milik PT Indo Beras Unggul di Jalan Rengas, Karangsambung, Kedungwaringin, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017).Penggerebekan dilakukan terkait dugaan manipulasi harga beras.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Brigadir Jenderal Agung Setya mengatakan, PT Indo Beras Unggul diduga telah mengubah gabah yang dibeli seharga Rp4.900 dari petani dan menjadi beras bermerek.
Menurutnya, gabah itu diproduksi menjadi dua merek beras dengan harga jual berbeda, yakni 'Maknyuss' seharga Rp13.700 per kilogram dan 'Cap Ayam Jago' seharga Rp20.400 per kilogram. Kedua harga itu jauh dari yang ditetapkan pemerintah yakni Rp9.000 per kilogram dan berpotensi mematikan pelaku usaha lain.
Dalam kasus itu, mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono yang juga kader PKS disebut-sebut terlibat. Ia pun membantah telah memalsukan atau mengoplos beras subsidi menjadi beras premium.
Menteri di era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mempertanyakan tudingan pengoplosan terhadap PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS) yang merupakan induk perusahaan PT Indo Beras Unggul (IBU).
"Jelas tidak benar. Kami menjual merek kualitas tertentu, bukan varietas tertentu. Kalau dibilang negara dirugikan, dirugikan di mananya? Apalagi sampai bilang ratusan triliun, lha wong omzet beras TPS saja hanya Rp 4 triliun per tahun," papar Anton.
PT Indo Beras Unggul (IBU) memasang sejumlah nama beken di jajaran komisarisnya. Dua di antaranya adalah ahli kuliner Bondan Winarno hingga mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono.(plt)