Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Kamis, 27 Jul 2017 - 17:21:53 WIB
Bagikan Berita ini :

Pengamat Ekonomi Akui Daya Beli Masyarakat Menurun

99dayabeli.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Ekonomi Center of Reform in Economic (CORE) Mohammad Faisal mengakui adanya penurunan daya beli masyarakat di berbagai lini kecuali kesehatan, pendidikan, dan pakaian.

Sektor yang mengalami penurunan konsumsi pada kuartal 1 2017 jika dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya adalah makanan dan minuman dari 5,35 persen menjadi 5,20 persen, transportasi dan komunikasi dari 5,25 persen menjadi 5,19 persen, perlengkapan rumah tangga dan perumahan dari 4,55 persen menjadi 4,20 persen, restoran dan hotel 5,50 persen menjadi 5,41 persen.

“Penurunan konsumsi masyarakat terjadi hampir di semua indikator, ritel, penjualan motor, semen, makanan dan minuman, perumahan, transportasi, turun,” kata Faisal, dalam sebuah diskusi di Aula Core Indonesia, Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Menujut dia, penjualan riil terus melemah, meski pada Juni mulai naik. Namun setelah Lebaran, ekspektasi penjualan di semester II masih turun selama enam bulan mendatang. Meski indeks keyakinan konsumen membaik di awal tahun lalu, tapi mulai berkurang pada Juni 2017.

“Hampir semua kondisi mengarah kepada kelesuan,” ujar Faisal.

Ada beberapa penyebab konsumsi masyarakat turun. Upah buruh secara nominal naik, tapi upah riil terutama buruh bangunan dan pembantu rumah tangga (PRT) menurun, sementara untuk buruh tani stagnan dibandingkan tahun lalu. Pendapatan di sektor pertanian yang menyerap 32 persen tenaga kerja cenderung menurun. Nilai tukar petani yang mencerminkan pendapatan neto petani cenderung turun baik akibat turunnya harga produksi, maupun karena naiknya pengeluaran baik biasa konsumsi ataupun biaya input produksi.

Sementara, pendapatan penduduk di sektor industri manufaktur yang menyerap 13 persen tenaga kerja meski secara nominal tumbuh, tetapi secara riil stagnan. ''Daya beli riil akan meningkat jika inflasi relatif rendah dan pendapatan nominal terus membaik,'' ujar dia.

Faisal menambahkan, daya beli masyarakat juga tertekan akibat inflasi selama Januari -Juni 2017 cenderung naik dibandingkan tahun lalu, sebesar 2,38 persen berbanding 1,06 persen (ytd). Peningkatan inflasi semester I 2017 didorong oleh kenaikan tarif listrik, gas dan bahan bakar sebesar 4,24 persen, dan transportasi 4,20 persen. (icl)

tag: #pertumbuhan-ekonomi-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement