Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Senin, 11 Sep 2017 - 18:57:08 WIB
Bagikan Berita ini :

Ritual Setiap September

40IMG_20170414_195606.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa )

Jelang G30S-PKI, di bulan September, setiap tahunnya, ada semacam ritual. Rutin. Mereka bikin seminar. Teatrikal. Orasi. Sok "ungkap kebenaran". Salahkan Pa Harto dan TNI, terutama Angkatan Darat.

Mereka bilang PKI ngga salah. Pa Harto dalang G30S. Serem. Mereka bikin stigma: Sejarah dibikin Jenderal yang menang. Narasi baru hendak diciptakan. Sejarah versi mereka. Pa Harto dan TNI divonis salah.

Dari sekian banyak rasionalisasi, andai-andai, pelintiran, bahkan fitnah terhadap Jenderal Suharto dan ABRI, ada banyak loophole kecil dan kebocoran dari klaim PKI innocent.

Misalnya, mengapa pasca pasukannya ditekuk Jenderal Suharto di Lubang Buaya, DN Aidit kabur ke Jawa Tengah.

Bukannya jelas, Pasukan Pasopati, Bima Sakti, Gatot Kaca adalah penculik dan pembunuh 6 jenderal. Mereka bukan pasukannya Pa Harto. Tapi satuan dari Batalyon Cakrabirawa pimpinan Letkol Untung. Menurut Pa Harto, Letkol Untung sudah dikader Alimin (Tokoh PKI) sejak 1945.

Demi membunuh karakter, mereka tuding Pa Harto ambisius, kudeta merangkak, melawan Presiden Sukarno dan sebagainya. Macem-macem, intinya Pa Harto jahat.

Faktanya Pa Harto rendah hati. Selalu ngaku anak petani. Ngga ambisi jadi presiden. Buktinya dia hanya mau terima posisi "Pejabat Presiden". Baru ditetapkan sebagai presiden setelah melalui proses berbelit dan MPRS bulat. Sebabnya, karena Pa Harto menolak. Merasa ngga mempersiapkan diri sebagai presiden.

Ngga masuk logika dan akal saya, bila Pa Harto dikatakan melakukan crawling coup d'etat.

Lah wong, yang melakukan kudeta itu Letkol Untung kok. Dari pukul 7 pagi, tanggal 1 Oktober 65, Letkol Untung sudah menyiarkan adanya Gerakan 30 September via RRI. Jam 1 siangnya, dia mengeluarkan dekrit Dewan Revolusi dan menyatakan Kabinet Dwikora demisioner. Dia juga melikuidasi pangkat militer di atas Letnan Kolonel.

Kudeta komunis ini ditumpas Pa Harto. Patah. Buyar. Bonyok. DN Aidit dieksekusi di Sumur Tua. NKRI tidak jadi negara komunis. Tapi kok 50 tahun kemudian, Pa Harto dan TNI dituding sebagai pihak yang jahat.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...