Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Sabtu, 14 Okt 2017 - 18:19:22 WIB
Bagikan Berita ini :
Hasil Audit ICAO Indonesia di bawah Filipina

Politisi Gerindra Kecewa dengan Kinerja Dirjen Perhubungan Udara

92perhubungan.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - International Civil Aviation Organization (ICAO), menilai kualitas penerbangan sipil di Indonesia masih di bawah Filipina bahkan jauh di bawah Angola. Hal ini terungkap dalam proses Universal Security Audit Programme (USAP) yang sedang berjalan hingga pertengahan Oktober nanti.

Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menyatakan kekecewaan yang sangat dalam karena ini menunjukkan ketidakmampuan jajaran Kemenhub utamanya Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

"Ini keterlaluan, ini kegagalan yang memalukan. Menhub harus usulkan pada Presiden untuk copot Dirjen Perhubungan Udara,” tegas Arief, Sabtu (14/10/2017).

Menurutnya Dirjen Perhubungan Udara, Agus santoso beserta seluruh jajaran dibawahnya gagal total mengawal keunggulan kedirgantaraan Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan wilayah udara terbesar didunia.

"Kami mencermati sepak terjang Direktur Jenderal yang satu ini, kami nilai dia Dirjen terburuk sepanjang Republik ini berdiri, dia menempatkan Indonesia berada dibawah rata rata 185 Negara Didunia hampir dalam segala aspek audit ICAO. Kita bisa lihat dari cukup banyak kebijakan yang diambilnya, dan dibiarkan lolos menjadi kebijakan yang dikeluarkan Menteri, seperti lolosnya Dirut Garuda yang tidak memenuhi kualifikasi menurut CASR (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil), ditunda tundanya kenaikan PSC (airport tax ) untuk angkasa pura dalam rangka peningkatan pelayanan. Padahal Angkasa Pura sedang dibebani tugas besar Untuk terus menjalankan percepatan pembangunan Infrastruktur pelayanan Bandara,” katanya.

“Sungguh aneh Dirjen Perhubungan Udara yang pernah duduk sebagai komisaris Angkasa Pura dan ikut setuju serta menandatangani usulan anggaran tersebut malah menghambat bahkan konon diduga menghilangkan dokumen usulan dan merubah disposisi menteri. FSP BUMN bersatu banyak menerima keluhan dari karyawan dilingkungan Angkasa Pura. "Ini sesuai data yang ada di FSP BUMN Bersatu ya,” ujar Arief.

Menurutnya, kalau begini caranya artinya para pejabat Dirjen Perhubungan Udara yang di tempatkan sebagai komisaris di Garuda dan Angkasa Pura serta tempat lainnya cuma makan gaji buta saja.

Masih kata Arief, sekarang KPK sedang mengusut proses pengadaan pesawat karibou di papua, serta pembiaran dugaan pelanggaran regulasi dalam pengoperasiannya dan terakhir terbukti bahwa secara organisasi sektor Perhubungan Udara masuk didalam jejeran yang terburuk didunia.

"Bayangkan saja kurang dari 50 persen Pertanyaan Protokol dari Audit ICAO yang dianggap cukup, rendah sekali pencapaian ini,” kata Arief.

"Jangan ditunda lagi, Copot sekarang juga Dirjen perhubungan Udara Agus santoso sebelum ada musibah yang lebih besar dalam sejarah penerbangan kita! Bisa rusak semua program Nawacita Presiden kalau punya Dirjen seperti ini, bisa mandeg semua rencana percepatan pembangunan Infrastruktur,” tegasnya lagi.

Arief juga mengkhawatirkan ada upaya menggembosi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan cara membiarkan sang menteri mengambil keputusan keputusan yang keliru.

"Ada apa ini? jangan jangan dia mau gantikan BKS jadi menteri perhubungan? Lah wong jadi Dirjen aja butut masa jadi Menteri?" tutup arief Poyuono yang juga merupakan ketua umum federasi serikat BUMN bersatu. (icl)

tag: #kementerian-perhubungan  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement