JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-- Heboh kasus Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang dilarang masuk Amerika Serikat membuat panas petinggi negeri ini. Bahkan para politisi Senayan turut bereaksi dengan mengeluarkan berbagai kecaman kepada Amerika Serikat.
Namun demikian, Pengamat intelijen dan militer Universitas Indonesia, Wawan H. Purwanto mengatakan, masalah ini tidak perlu dibesarkan apalagi Amerika Serikat sudah menyatakan permohonan maafnya.
"Tapi kalau di lapis bawah ada persoalan tentu ada miskomunikasi dan perlu diselesaikan. Kemudian kemarin ada komunikasi bersama dan sudah ada permintaan maaf," katanya Senin (23/10/2017)
Menurutnnya, penolakan terhadap Jenderal Gatot itu terjadi karena adanya miss komunikasi. Namun itu semua bisa diredam setelah terjadi titik temu antara Kedubes AS yang siap memfasilitasi perjalanan Gatot untuk bisa kembali ke Negeri Paman Sam.
"Menurut saya masalah ini sudah ada titik temu, intinya hanya komunikasi saja. Kita anggap sudah sampai ke level kementerian dan sudah menyampaikan suatu pemikiran bersama. Adanya ini sudah clear persoalannya. Tinggal bagaimana tindak lanjut untuk keberangkatan," kata Wawan.
Pernyataan maaf dari perwakilan pemerintah AS dan upaya nota diplomasi yang dilakukan Kementerian Luar Negeri RI dianggap sudah cukup untuk mengakhiri polemik pencekalan. Dua negara besar ini, perlu tetap menjaga harmonisasi yang telah terjalin.
"Menurut saya cukup dengan antarmenteri luar negeri, tidak perlu melibatkan presiden, " kata dia.
Juru bicara Kedutaan Besar AS di Jakarta, Rakesh Surampudi sebelumnya menyampaikan, Kedubes AS tetap siap memfasilitasi perjalanan Panglima TNI Gatot Nurmantyo ke Negeri Paman Sam.
“Kami akan tetap siap memfasilitasi perjalanan beliau. Kami tetap berkomitmen untuk kemitraan strategis kami dengan Indonesia sebagai cara untuk memberikan keamanan dan kemakmuran bagi bangsa dan masyarakat kita,” kata Surampudi (aim)