JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Sejumlah program Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Anies Baswedan-Sandiaga Uno ternyata tidak sepenuhnya disambut positif warga Jakarta. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI William Yani.
Ia mengklaim menemukan fakta tersebut ketika reses di Jakarta Timur pada 5 - 7 Februari 2018 lalu. Menurut William, program Anies-Sandi tidak disukai warga di 3 kelurahan. Yakni, di RW 03 Kelurahan Bambu Apus, RT 7/3 Kelurahan Gedong, RT 1/3 Kelurahan Cijantung, dan RW 5 Kelurahan Ciracas.
"Memang begitu yang saya dapat saat reses, ketika meminta pendapat masyarakat tentang program Anies-Sandi. Ternyata, banyak yang tidak setuju dengan program-program Gubernur baru ini," kata William ketika dihubungi, Jumat (9/2/2018).
Dijelaskan William, program yang paling tidak disukai adalah kebijakan soal becak. Menurutnya, seluruh warga yang hadir menyatakan tidak setuju karena kebijakan itu cenderung akan menambah semerawut dan macet lalu lintas di Jakarta.
"Begitu juga soal penutupan jalan Jatibaru Raya di Tanah Abang, semua warga yang hadir juga tidak setuju. Karena terbukti menambah kesemerawutan Tanah Abang," beber Yani.
Program hunian DP 0 Rupiah, kata William, 90 persen warga miskin yang hadir mengatakan tidak bisa mengikuti program tersebut karena syaratnya tak menyentuh mereka.
Sebab, menurut politisi PDI-P ini, program tersebut hanya cocok bagi mereka dengan penghasilan Rp 4 juta ke atas.
"Kalau yang datang ke reses saya itu kebanyakan warga yang penghasilannya dibawah Rp 3 juta," ucap William.
Sementara untuk program Ok Otrip, dia melanjutkan, 85% warga yang hadir mengatakan tidak bisa dijalankan karena sebagian pengemudi operator merasa keberatan karena setiap hari mereka seharusnya membawa uang tunai.
Dengan adanya Ok Otrip Rp 5000 mereka harus menunngu pencairan dana dari pemerintah daerah.
Sedangkan soal normalisasi kali, warga berpendapat Anies tak akan bisa melakukan normalisasi tanpa berani menggusur penduduk di bantaran sungai.(yn)