BOGOR (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato dalam Rapimnas Demokrat di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat.
Dalam acara tersebut, SBY sempat menyinggung soal kondisi perekonomian Indonesia pada 2008 silam jelang tahun politik 2009. Menurutnya, kenaikan harga-harga sejumlah komoditas di seluruh dunia menjadi tantangannya dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
"Realitas ekonomi saat ini, seperti yang kami amati di tahun 2008 di tahun politik dan tahun Pemilu pasti akan memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah," kata SBY dalam Rapimnas tersebut yang juga dihadiri Presiden Joko Widodo, Sabtu (10/3/2018).
SBY menaruh keyakinan Presiden Jokowi bisa mengatasi dan mengelola tantangan ekonomi mendatang di tengah tekanan perekonomian dari dunia luar.
"Tadi saya menyampaikan kepada Pak Jokowi, saat tahun 2008 ada permasalahan ekonomi di tingkatan dunia. Kami terus terang menteri dan wakil menteri duduk bersama-sama merasakan situasi yang tidak mudah, yang memukul perekonomian seluruh dunia. Harga minyak meroket, hingga menyentuh 150 dolar per barel. Berminggu-minggu kami tidak tidur bagaimana agar Indonesia tidak jatuh lagi perekonomiannya saat tahun 1998," kata dia mengisahkan.
Menurut Presiden RI ke-6 itu, salah satu keputusan pahit yang diambilnya bulan Mei 2008 silam yakni menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 1.500.
"Akibatnya elektabilitas saya turun 10 persen menjadi 43 persen. Namun, alhamdulillah, Allah menolong Indonesia harga minyak yang meroket tiba-tiba menurun, sehingga bisa menahan inflasi dan Indonesia selamat dari krisis ekonomi global," papar dia.
"Kalau dulu kami bisa, insya Allah bapak (Jokowi) juga pasti bisa. Bapak presiden dan hadirin yang kami hormati, jika Allah SWT menakdirkan sangat bisa, Partai Demokrat akan berjuang bersama bapak," janji dia.(yn)