Berita
Oleh M Anwar pada hari Minggu, 20 Mei 2018 - 22:55:58 WIB
Bagikan Berita ini :

Mahyudin: Jihad Sekarang adalah Memberantas Kemiskinan

48IMG-20180520-WA0019.jpg.jpg
Wakil Ketua MPR Mahyudin menyampaikan pesan di hadapan jamaah Masjid Al Munawar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (20/5/2018) (Sumber foto : Humas MPR RI)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Wakil Ketua MPR Mahyudin menyampaikan pesan di hadapan jamaah Masjid Al Munawar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (20/5/2018).

"Jihad bisa dilakukan lewat berbagi harta. Bila tetanggamu tak punya beras, beri dia beras," ujarnya.

Jihad dengan berbagi harta menurut Mahyudin tepat dilakukan di Indonesia sebab diakui masih ada rakyat yang belum menikmati dampak pembangunan. Disebut ada masyarakat yang belum menikmati listrik, pendidikan yang berkualitas, dan jaminan kesehatan yang memadai.

"Ada orang yang tak mampu berobat sehingga meninggal dunia," ucapnya. "Sehingga jihad sekarang adalah memberantas kemiskinan," tegasnya.

Pria asal Kalimantan Timur itu menyebut disparitas pembangunan di Jawa dan luar Jawa. Disparitas yang ada salah satunya dalam dunia pendidikan.

"Pendidikan di Jawa sangat berkualitas sementara di luar Jawa masih ketinggalan. Seharusnya kualitas pendidikan di manapun harus sama," tuturnya.

Hal-hal demikianlah yang menurut Mahyudin perlu diselesaikan. Menyelesaikan masalah kesenjangan, menurutnya merupakan amanah konstitusi. Disebut negara harus bisa menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Dalam silaturahmi dan Sosialisasi Empat Pilar itu, Mahyudin mengakui sebenarnya bangsa Indonesia memiliki jiwa gotong royong namun sifat yang demikian mulai terkikis. "Sekarang tumbuh budaya individualis, tak peduli pada yang lain," paparnya. Mantan Bupati Kutai Timur itu menyebut hal demikian bisa terjadi karena budaya global.

Untuk itulah dirinya mengatakan MPR melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. "Tugas ini merupakan perintah UU MD3," ujarnya.

Dalam soal Pancasila, dirinya ingat pada masa Orde Baru ada Penataran P4 dan pelajaran PMP. "PMP mengajarkan kita tentang toleransi, tertib, dan saling menghormati," paparnya. Sayangnya pada saat bersamaan pemerintah menggunakan Pancasila untuk kepentingan politik. Akibat yang demikian membuat Penataran P4, BP7, PMP, dan semua hal yang terkait Pancasila dibubarkan.

Seiring perjalanan waktu, rupanya rakyat menginginkan penguatan Pancasila. "Untuk itulah MPR melakukan sosialiasi Empat Pilar," tegasnya. Tentu dengan metoda yang berbeda dengan masa lalu.(yn)

tag: #mpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Dewas KPK Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 02 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dewan Pengawas KPK menggelar sidang perdana dugaan pelanggaran etik wakil ketua KPK Nurul Ghufron. Ghufron terlibat dugaan etik dalam proses mutasi pegawai di Kementerian ...
Berita

Momentum Hardiknas 2024, Ikramullah Akmal Dorong Pemuda Semakin Terdidik untuk Memenangkan Masa Depan

MAKASAR (TEROPONGSENAYAN) --Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ikramullah Akmal, S.Sos., M.Si memberikan pandangannya menyambut Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2024. Menurutnya, pendidikan yang ...