Tekanan terhadap perekonomian, khususnya fiskal negara sekarang bersifat dual thrust. Satu bersumber dari pergerakan depresiatif rupiah terhadap dolar, satunya lagi bersumber dari pergeseran harga minyak dunia. Dua komponen makro ekonomi yang membentuk “ postur” APBN.
Berita yang ditulis bloomberg (28/05/2018) soal pernyataan menkeu, Sri Mulyani, bahwa pemerintah bersedia mengorbankan pertumbuhan demi stabilitas ekonomi, membuka tabir “ gejolak” perekonomian indonesia.
Pernyataan ini sebetulnya secara implisit juga menunjukkan bahwa otoritas fiskal ( lapangan banteng ) bersedia mengalah dan bahkan menyerahkan tongkat kendali perekonomian kepada bank indonesia.
Pasca krisis ekonomi ‘97, Indonesia juga masih beberapa kali mengalami goncangan- goncangan makro. seperti inflasi double digit pasca kenaikan harga BBM di era SBY, juga melejitnya harga minyak dunia di periode kedua sby, dampak krisis sub prime mortgage dan beberapa goncangan lainnya.
Cilakanya, dua komponen itu bersifat inflatoir. depresiasi rupiah akan mendongkar inflasi inti (core inflation). Sedang pergeseran minyak dunia akan mendongkrak indeks harga konsumen.
Yang saya pahami, jenis gejolak ekonomi yang sedang dihadapi ini jauh lebih rumit dan unpredictable ketimbang gejolak-gejolaksebelumnya.Nah, seberapa siap atau kuat dalam menghadapi situasi perekonomian emerging market dalam situasi sulit yang dihadapi kedepan bang?
Jadi tekanan yang tadinya bersifat dual thrust, pada gilirannya juga akan mendongkrak inflasi. itu sebabnya, saya berkesimpulan kalau pemerintahan kedepannya akan sangat kerepotan dalam mengatasi gejolak perekonomian .
Pertanyaan ente serius sekali..
Pertanyaannya, apakah gejolak perekonomian indonesia itu akan memicu “krisis” atau hanya berujung “resesi” ??
Beberapa waktu lalu, juga di bloomberg, ekonom peraih hadiah nobel, Paul Krugman juga bergabung dengan ekonom yang memprediksi (doomsayers) datangnya situasi sulit yang akan menimpa perekonomian emerging markets, termasuk Indonesia.
Dari mana sumber kerumitannya dan kenapa ini sulit diprediksi? Sumber kerumitannya karena kali ini, hampir semua resources perekonomian yang bisa digunakan utk mengcounter efek negatif gejolak ekonomi ini sudah habis atau hilang.
Struktur neraca pembayaran indonesia yang mengalami defisit, penerimaan pajak yang sudah mulai menyentuh ceiling, apbn yang juga defisit, kebutuhan impor minyak perhari yang besarnya sama dengan kapasitas lifting harian, tappering off USA yang masih terus menanti adalah deretan persoalan ekonomi yang menghantui perekonomian Indonesia. Kemunculan satusaja dari persoalan itu sudah cukup untuk membuat perekonomian ketar-ketir, apalagi jika muncul simultan dan bersamaan.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #ekonomi-indonesia