Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Kamis, 19 Jul 2018 - 12:51:28 WIB
Bagikan Berita ini :

Perang Dagang AS-Cina, Rupiah Bisa Makin Terpuruk

96Heri_Gunawan3.jpg.jpg
Heri Gunawan (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina bisa berimbas kepada Indonesia. Pasalnya, selama ini perdagangan dunia banyak dikuasai Cina dan Amerika sendiri mengalami defisit. Defisit perdagangan ini tidak hanya dialami AS, saja tetapi juga negara-negara lain.

Hal itu diutarakan Anggota Komisi XI DPR RI Hery Gunawan. Ia menjelaskan, perdagangan AS dengan Indonesia sebenarnya surplus, meski relatif lebih kecil ketimbang negara Asean, seperti Vietnam dan Thailand.

Lebih jauh politisi Gerindra ini mengatakan, imbasnya kalau neraca perdagangan surplus sementara AS memproteksi produknya terhadap serbuan dari luar, efeknya impor kita semakin berkurang, semakin sulit. Sementara ekspor Indonesia untuk sektor pangan semakin hari kian banyak.

"Contohnya komoditas telur, sampai-sampai akan impor. Transaksi semacam ini akan memengaruhi likuiditas, ketergantungan mata uang rupiah dan efeknya mata uang kita makin terdepresiasi," kata Heri kepada wartawan di Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Untuk itu, politisi Partai Gerindra itu berharap, pemerintah harus menyajikan data yang valid. Karena selama ini data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan sedikit berbeda.

"Ini memengaruhi kebutuhan pangan kita yang ujung-ujungnya sumbernya dari impor. Antar kementerian mestinya sinergi, sehingga bisa menyajikan data yang benar dan diterima semua pihak," tambahnya.

Menanggapi neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit dengan Cina, Heri menjelaskan bahwa Cina memiliki sumber daya yang lebih baik.

Biaya produksinya juga ditekan lebih baik sehingga produk-produknya lebih kompetitif dibanding yang kita produksi. Contohnya baja dari Cina lebih murah dibanding produk Krakatau Steel.

Sebetulnya, sambung Heri, pemerintah telah mengeluarkan sampai 16 kebijakan, tapi terkesan masih jalan di tempat. Masalahnya koordinasi antar Kementerian atau Lembaga relatif tumpang tindih satu dengan yang lain.

"Masih ada ego-ego sektoral di sini. Ini yang seharusnya diperbaiki oleh pemerintah," tutupnya.(yn)

tag: #amerika-serikat  #cina  #rupiah  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 19 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...
Berita

Kemenhub Catat Arus Mudik-Balik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pergerakan secara nasional angkutan arus mudik-balik Lebaran 2024 mencapai 242 juta orang. Kemenhub menilai pelaksanaan ...