Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Jumat, 07 Sep 2018 - 22:46:17 WIB
Bagikan Berita ini :

Empat Catatan Koalisi Prabowo-Sandiaga Atas Pelemahan Rupiah

461686185321.jpg.jpg
Prabowo-Sandiaga bersama Parpol Koalisi (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bakal Cawapres Sandiaga Uno menyatakan keprihatinannya terkait melemahnya rupiah yang terperosok di angka Rp 15 ribu/U$.

Hal ini disampaikan Sandiaga usai menggelar pertemuan dengan Parpol koalisinya di kediaman Capres Prabowo Subianto, Kartanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9/2018).

"Pertama, kami amat prihatin dengan melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan yang tentunya memberatkan perekonomian nasional khususnya rakyat kecil yang cepat atau lambat harus menanggung kenaikan harga harga kebutuhan pokok termasuk harga kebutuhar makanan sehari-hari rakyat kecil, seperti tahu, tempe," ujar Sandi.

"Kedua, melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan itu karena lemahnya fundamental ekonomi kita yaitu, Defisit Neraca Perdagangan dan Defisit Transaksi Berjalan (Current Account Deficit)," imbuhnya.

Kemudian, sektor manufakturing yang menurun dan pertumbuhan sektor manufakturing yang di bawah pertumbuhan ekonomi.

"Sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30% PDB pada tahun 1997, sekarang tinggal 19% PDB. Hal ini tentu mengganggu ketersediaan lapangan kerja dan ekspor kita," ujarnya.

"Ketiga, melemahnya fundamental ekonomi ini tidak terlepas dari hemat kami bahwa selama ini terjadi suatu kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi. Antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti Beras, Gula, Garam, Bawang Putih, dll," tuturnya.

Selanjutnya, yang keempat, lanjut Sandiaga yang juga mantan Wagub DKI Jakarta itu mengatakan, Pemerintah harus waspada dalam mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengatasi keadaan yang dihadapi.

"Antara lain, Mendayagunakan ekonomi nasional untuk mengurangi impor pangan dan impor barang konsumsi yang tidak urgent, bersifat pemborosan, dan barang mewah yang ikut mendorong kenaikan harga harga bahan pokok," tuturnya.

"Mengurangi secara signifikan pengeluaran pengeluaran APBN & APBD yang bersifat konsumtif, seremonial, dan yang tidak mendorong penciptaan lapangan kerja," tandasnya. (Alf)

tag: #prabowosandiaga  #rupiah  #dolar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fraksi PKS Terus Berjuang Untuk Kesejahteraan dan Perlindungan Buruh

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 01 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mengucapkan selamat Hari Buruh dan berharap agar kebijakan negara semakin menyejahterakan dan melindungi pekerja baik di dalam maupun ...
Berita

Nurhayati Effendi Berharap Hubungan Buruh dengan Pengusaha Makin Harmonis

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Effendi berharap hubungan harmonis antara pekerja dengan pengusaha dapat terwujud pada momen peringatan Hari Buruh Nasional atau May Day ...