JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik membantah partainya menyiapkan opsi wagub alternatif dari luar kader PKS.
Taufik menegaskan, skenario wagub alternatif tidak ada dalam perencanaan partai pengusung. Menurutnya, Gerindra sudah menyerahkan jatah calon wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno kepada PKS.
"Kami dengan PKS sudah sepakat itu (Wagub) milik PKS dengan pemilihannya lewat proses uji kelayakan dan kepatutan ataufit and proper testbersama," kata Taufik ditemui TeropongSenayan di gedung DPRD DKI, Jakarta, Senin (26/11/2018).
Saat disinggung soal sikap PKS yang belakangan mendadak mengisyaratkan akan menolak prosesfit and proper test,Taufik tidak peduli.
Dia juga mempertanyakan konsistensi PKS untuk melakukan prosesfit and proper test.
"Terus maunya sistem apa? Mau dua langsung? Wah enak, orang sudah sepakatiproper test,calonnya juga dari dia (PKS), bukan dari kami (Gerindra)," ucap Taufik.
Taufik kembali menegaskanfit and proper testmenjadi penting bagi Gerindra karena hal itu merupakan mekanisme yang diatur di internal partai berlambang kepala burung Garuda.
Bahkan, Wakil Ketua DPRD DKI ini menjelaskan, dalam proses pemilihan cawagub pada Pilkada DKI 2017 pun Sandiaga Uno yang merupakan kader Gerindra juga menjalanifit and proper testsebelum akhirnya maju sebagai cawagub.
Karena itu, kata Taufik, mekanismefit and proper testtersebut tetap harusdilakukan, apalagi saat ini calon yang diajukan berasal dari PKS.
"Dia (PKS) saja yangngomongenggak penting, buat kami sangat penting," tegas Taufik.
Menurut Taufik, sampai saat ini pihaknya masih menunggu undangan dari PKS untuk membahas prosesfit and proper testcalon wagub.
"Gerindra sabar menunggu undangan dari PKS," katanya.
Selain itu, Taufik juga menambahkan, PKS tidak berhak menolak sosokpengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),Siti Zuhrohsebagai penguji yang diputuskan dari perwakilan Gerindra.
Hal itu, menurut Taufik, sudah menjadi keputusan final yang diambil partainya dalam rangka menjaga agar proses seleksi berjalan profesional dan objektif.
"Tidak bisa, tidak bisa (diganti). Itu (penguji) kan wilayah kami. Dan sudah dipilih Siti Zuhroh bareng Pak Syarif," tutup Taufik.
Sebelumnya, Ketua Tim Seleksi Cawagub DKI Jakarta, Syarif mengatakan, apabila terjadi deadlock, bukan tidak mungkin akan muncul calon alternatif di luar nama-nama kader PKS yang selama ini muncul, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
"Sangat mungkin itu (nama cawagub DKI) alternatif," kata Syarif, Jakarta,(26/11/2018).
"Update terakhir kan mereka (PKS) tiba-tiba menolak fit and proper test dengan alasan ada nama Siti Zuhro (pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI) sebagai penguji. Mereka takut dua calonnya tidak lulus mungkin," sambungnya.
Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta ini mengatakan, PKS seharusnya tidak perlu takut atau khawatir dengan penguji dari kalangan profesional seperti Siti Zuhro.
Pasalnya, keputusan partai Gerindra menggandeng Siti Zuhro yang notabene berlatar belakang akademisi merupakan langkah hati-hati.
"Begini, Gerindra ini ingin mengawal instruksi Ketua Umum Pak Prabowo. Yakni mencari wagub DKI yang benar-benar paham dan mengetahui betul persoalan Jakarta. Maka dari itu, kita sepakat untuk melakukan fit and propertest itu," terang Syarif.
Hal itu, lanjut Syarif, supaya didapatkan wagub DKI yang benar-benar kredibel, teruji, paham seluk-beluk persoalan Jakarta dan bisa membantu gubernur dalam berkoordinasi dengan segala lini.
"Nanti kalau sembarangan, pertanggung jawaban Gerindra kepada konstituen dan masyarakat Jakarta bagaimana?," ujar Syarif. (Alf)