JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Kota Bekasi siap mengajari DKI Jakarta untuk menjadi kota toleran. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen menyampaikan komitmen itu menyusul keberhasilan Bekasi meraih predikat sebagai kota toleran.
Sebelumnya, Setara Institute merilis Indeks Kota Toleran (IKT) 2018 pada Jumat (7/12/2018). Indeks itu adalah hasil kajian sejak November 2017 hingga Oktober 2018 terhadap 94 dari 98 kota yang ada di Indonesia.
Setara mengkaji empat variabel, yaitu regulasi pemerintah kota, tindakan pemerintah, regulasi sosial, demografi agama. Bekasi meraih indeks 5,89 dan menempati peringkat enam paling toleran karena dinilai kuat dalam perencanaan pembangunan.
Sementara DKI Jakarta menempati peringkat 92 dengan indeks 2,88. Setara menyebut ada pengaruh dari gesekan saat Pilkada 2017. Oleh karenanya Jakarta diminta belajar dari Bekasi.
"Betul harus belajar dari Bekasi, sebagai penyangga Jakarta. Ini menarik, penting untuk pengembangan studi terhadap Bekasi kota penyangga yang heterogen, yang tidak beda dengan Jakarta, tapi bisa menjadi masuk 10 kota toleran," ucap Ketua Setara Institute Hendardi.
Menanggapi hal itu, Pepen siap mengajak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Pemprov DKI Jakarta belajar soal toleransi.
"Oh iya lah (siap mengajari), belajar sama-sama lah," kata Pepen seperti dikutip dari cnnindonesia, Minggu (9/12/2018).
Ia menyebut Bekasi sebagai miniatur Indonesia. Bekasi berbeda dengan kota toleran lain yang cenderung kurang beragam, seperti Singkawang dan Ambon.
Pepen siap membagikan resep membangun kota toleran kepada Anies Baswedan.
"Tentunya banyak tahapan, kepala daerah harus punya konsistensi terhadap keberagaman. Jadi memberikan hak-hak kepada warga negara seperti hak kebebasan berpendapat, termasuk hak rumah ibadah," tutur dia.(plt)