JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo merasa optimis tahun depan nilai tukar rupiah akan terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Ke depan kami masih ingin melihat Rupiah itu akan bergerak stabil dan menguat,” kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/12/2018)

Adapun faktor-faktornya, menurut Perry diantaranya adalah, ketidakpastian ekonomi global intensitas tekanannya tidak akan sekuat tahun ini (2018).

Suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan nakan naik dua kali pada 2019, sementara itu, pada 2018 suku bunga acuan The Fed sudah naik empat kali.

Sementara itu, dari dalam negeri, fundamental ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan 2018, yaitu di kisaran 5-5,4%.

Perry juga memperkirakan inflasi akan tetap terkendali di kisaran 3,5% dan defisit neraca transaksi berjalan turun menjadi 2,5% dibandingkan tahun ini yang diprediksi mencapai 3%.

Selain itu, prediksi rupiah yang stabil dan menguat ke depannya juga karena adanya dukungan mekanisme pasar valuta asing yang kini semakin tumbuh.

"Kalau dulu hanya spot atau pasar tunai, sekarang ada pasar swap dan domestic non delivery forward atau DNDF yang terus berkembang," kata Perry.

Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada Jumat mencapai Rp14.542 per dolar AS atau menguat dibandingkan hari sebelumnya yang berada di kisaran Rp14.563. (ahm)