Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Rabu, 06 Feb 2019 - 22:19:55 WIB
Bagikan Berita ini :

BPN: Proyek Infrastruktur Jokowi Tak Efisien dan Bebani Keuangan Negara

tscom_news_photo_1549466395.jpg
Suhendra di acara diskusi Rabu Biru 'Tantangan Ekonomi dan Problematika Infrastruktur, Energi, Pangan dan Lingkungan' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2019). (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara menilai pembangaunan infrastruktur era Jokowitidak efisien. Salah satu contohnya adalab pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang.

Dia mengungkapakan, bahwapembangunan LRT Palembang justru membebani keuangan negara.

Demikian disampaikan Suhendra dalam diskusi Rabu Biru 'Tantangan Ekonomi dan Problematika Infrastruktur, Energi, Pangan dan Lingkungan' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2019).

"Sampai hari ini, pemasukan dari LRT Palembang tidak memenuhi target. Pemerintah harus keluarkan biaya 10 miliar perbulan untuk biaya operasional, sementara pemasukannya hanya 1 miliar. Ada gap 9 miliar yang harus disubsidi, dan ini mau sampai kapan?" kata Suhendra.

"Kalau dikaitkan dengan Asian Games, apa fungsi LRT Palembang ini? Karena yang prioritas adalah venue-venue untuk perlombaan. Tapi saat itu seolah-olah LRT yang menjadi projek utama yang mensukseskan Asean Games di Palembang," imbuh Suhendra.

Di sisi lain, lanjut Suhendra, penugasan dari pemerintah untuk menggarap proyek infrastruktur yang terkesan ambisius dan kejar tayang ini membawa pilu bagi BUMN konstruksi. Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum 2005-2009 ini mencatat, setidaknya ada empat BUMN konstruksi yang saat ini terbebani utang lantaran menggarap proyek infrastruktur pemerintah.

"Ini adalah buntut kebijakan pemerintah yang tidak memperhitungkan dampak jangka panjang. Ini seolah-olah 'anda selesaikan ini, pokoknya saya gak mau tau', sehingga BUMN-BUMN ini berhutang dan menanggung risiko keuangannya," kata Suhendra.

Smentara itu, Pengamat Ekonomi Politik Salamuddin Daeng mengatakan, proyek infrastruktur yang tidak efisien dan dibiayai utang menunjukkan betapa pemerintah membangun untuk kepentingan asing.

"Pembangunan infrastrutktur pemerintah ini modal dengkul. Ekonomi kita sebenarnya mengalami double defisit, secara makro tidak bisa saving, artinya kita tidak bisa bangun infrastruktur. Jadi ketika ada suatu kejadian pembangunan di negara ini maka itu mudah kita terjemahkan, itu bukan punya kita, itu hasil utang," ucap Salamuddin. (Alf)

tag: #prabowosandiaga  #pilpres-2019  #proyek-infrastruktur  #lrt  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement