JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) Lidya Natalia Sartono ogah datang ke Istana. Meski jugadiundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti sejumlah pimpinan gerakan mahasiswa lainnya.
Dia beralasan, hadir ke Istana pun tidak akan menjawab persoalan yang dihadapi rakyat saat ini. (Baca: Makan Malam Bareng Jokowi, MKRI: Mahasiswa Sekarang Genit-Genit)
"Kita punya sikap sendiri. Walaupun kita juga menghormati kawan-kawan lain (perwakilan mahasiswa yang hadir ke Istana). Tapi yang paling penting bagi kami, ketidakhadiran kami karena kami belum bisa menjamin kepada rakyat bahwa kehadiran kami ke Istana itu bisa memberikan perubahan," kata Lidya kepada TeropongSenayan di Jakarta, Selasa (19/5/2015).
Namun, Lidya menyayangkan sejumlah perwakilan organisasi mahasiswa yang memenuhi undangan itu yang tidak menginformasikan kepada masyarakat terkait hasil pembicaraannya dengan Presiden Jokowi. "Pertanyaannya, apa yang sedang dibicarakan para mahasiswa itu di meja makan Istana," ungkapnya. (Baca: Kritisi Kebijakan Jokowi, HMI Cabang Ciputat Siap Turun ke Jalan)
Tak dapat dipungkiri, terang Lidya, langkah mahasiswa yang hadir ke Istana menciptakan perbedaan persepsi dan sikap antar gerakan mahasiswa dalam menyikapi persoalan kebangsaan saat ini.
"Di satu sisi mendatangi undangan Istana, di sisi lain ingin melakukan aksi yang sudah jauh-jauh sebelumnya telah dihembuskan dengan informasi mau aksi besar-besaran. Ada konspirasi macam apa ini. Kalau kami PMKRI menegaskan sikap untuk tetap melakukan pengawalan terhadap perjuangan garis massa masyarakat dan rakyat Indonesia," tandasnya.(yn) (Baca: Usai Bertemu Jokowi, Mahasiswa Mengaku Demo Besok Batal)