JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki sejumlah keutamaan bagi mereka yang menunaikannya. Dalam salah satu hadis Rasulullah dari Abu Hurairah disebutkan;
“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga” (HR. Bukhari No. 1773 dan Muslim No. 1349).
Keutamaan tersebut menjadi salah satu alasan yang membuat antusiasme umat muslim di dunia, khususnya umat muslim di Indonesia cukup tinggi untuk bisa memperoleh kesempatan ibadah tersebut. Berdasarkan data dari Kementerian Agama pada tahun 2019, jemaah haji asal Indonesia menjadi yang terbesar di dunia yakni sebesar 231.000 orang.
Berkaca pada fakta tersebut, Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf, meminta Pemerintah Arab Saudi untuk tetap menyelenggarakan ibadah haji kendati dalam kondisi pandemi. Menurutnya, penyelenggaraan haji tersebut masih bisa dilakukan sepanjang diterapkan protokol kesehatan.
“Kita ketahui sampai saat ini Pemerintah Arab Saudi tidak kunjung membuka akses untuk ibadah haji bagi negara lain. Sejujurnya, animo masyarakat global, khususnya masyarakat Indonesia sangat tinggi untuk tetap menunaikan salah satu rukun Islam ini kendati dalam kondisi pandemi,” ungkap Bukhori di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Bukhori menilai, ibadah haji adalah bentuk syiar terbesar umat Islam sehingga sangat disayangkan jika terpaksa absen dikarenakan pandemi. Ia meyakini bahwa Pemerintah Arab Saudi memiliki kapasitas yang memadai untuk mengatur pelaksanaan haji dalam situasi extraordinary.
Selain itu, membuka ruang bagi pelaksanaan haji perlu juga dimaknai sebagai upaya spiritual yang bisa dilakukan secara kolektif oleh masyarakat global, khususnya umat Islam.
Ia menambahkan bahwa langkah tersebut adalah salah satu ikhtiar penting untuk melawan pandemi yang sampai saat ini belum bisa diperkirakan kapan berakhir.
“Sejak awal kami percaya bahwa kekuatan spiritual adalah kunci untuk menguatkan imunitas kita. Saya berharap dengan berkumpulnya umat muslim dari seluruh dunia di Mekah, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, kemudian memanjatkan satu doa yang sama agar wabah ini terangkat bisa menjadi satu gerakan yang luar biasa," tuturnya.
Lebih lanjut, Bukhori menyerahkan kepada Pemerintah Arab Saudi perihal regulasi, mekanisme, maupun kebijakan terkait siapa yang menjadi prioritas.
Hal ini dikarenakan sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Arab Saudi selaku tuan rumah. Namun pada intinya, politisi PKS ini sangat mendorong agar penyelenggaraan ibadah haji tahun ini tetap diselenggarakan dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat.
Melansir surat kabar Reuters, Arab Saudi sampai saat ini masih mempertimbangkan untuk membuka akses haji dengan beberapa ketentuan khusus seperti pelarangan bagi jamaah lansia dan penambahan cek kesehatan. Dengan prosedur yang ketat, sangat dimungkinkan setiap negara hanya diizinkan mengirim sebanyak 20% dari kuota regular. Namun sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Arab Saudi