JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Rentetan peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar Minggu lalu maupun aksi "lone wolf" simpatisan ISIS di Mabes Polri pada Rabu kemarin, membuktikan bahwa ancaman aksi teroris adalah nyata. Lampu kuning bagi aparat kepolisian.

Legislator Komisi III DPR RI yang merupakan mitra dari Polri, Rudy Masud menyesalkan terjadinya ancaman teroris di Mabes Polri. Apakah polisi lagi-lagi kecolongan?

"Kami sudah ingatkan pasca bom bunuh diri Makassar, Polri harus tingkatkan kewaspadaan di seluruh tingkatan, Polda, Polres sampai Polsek-Polsek," tegas Rudy Masud kepada media, Kamis (1/4).

Oleh karena itu, politisi Partai Golkar tersebut meminta kembali kepada Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo untuk merapatkan barisan agar Polri tetap solid dan cermat bertindak dalam menghadapi ancaman aksi terorisme.

"Kita dukung, penangkapan tersangka teroris oleh Densus 88 yang gencar dilakukan adalah upaya preventif Polri," imbuh Harum, sapaan akrab Rudy Masud.

Lebih lanjut, politisi beringin dari Dapil Kaltim itu berharap bahwa aksi-aksi teroris di Indonesia bisa diredam lebih dini karena kesigapan Polri dengan melibatkan unsur-unsur intelijen seperti BNPT, BIN maupun TNI.

"Intelijen harus lebih kuat. Kita doakan, aksi-aksi teroris bisa diredam lebih awal sehingga tidak terjadi lagi aksi bom bunuh diri ataupun aksi-aksi serangan di markas Polri," pungkas Rudy Masud.