Berita
Oleh Yoga pada hari Monday, 24 Mei 2021 - 20:00:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Waketum Persis: Klaim Isu Persatuan Islam sebagai Gerakan Politik Praktis Tidak Tepat

tscom_news_photo_1621840706.jpg
Waketum Persis: Klaim Isu Persatuan Islam sebagai Gerakan Politik Praktis Tidak Tepat (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) KH Jeje Zaenudin menerima kunjungan silaturahmi Pimpinan Wilayah Pemuda Persatuan Islam (PW Pemuda Persis) DKI Jakarta di kediamannya di Bekasi, Jawa Barat baru-baru ini. Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam ini penuh kehangatan dan keakraban.

Dalam kesempatan tersebut, ustaz Jeje menyampaikan, merealisasikan persatuan Islam dalam bentuk kerja sama pada segala aspek kehidupan merupakan kewajiban utama dari agama Islam. Termasuk pada bidang politik demi terwujudnya kemaslahatan dan tercapainya kebahagiaan hidup dunia akhirat.

"Namun menjadikan isu persatuan Islam sebagai gerakan politik praktis, seperti mengklaim satu-satunya partai yang berideologi Islam tidaklah tepat, terutama untuk konteks Indonesia saat ini," kata ustaz Jeje.

Ketua MUI Pusat ini melanjutkan, gerakan mempersatukan Islam dengan politik dapat mengabaikan kepentingan umat Islam yang lebih luas. Bahkan, menurut dia, yang seringkali terjadi sebaliknya, yaitu politik menjadi salah satu penyebab perpecahan umat.

"Yang harus dilakukan pemimpin dan politisi Islam saat ini adalah bagaimana merumuskan gerakan politik mempersatukan umat. Bukan wacana membangun persatuan Islam untuk kepentingan politik praktis jangka pendek," ujarnya.

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam-Persatuan Islam (STAIPI) Jakarta ini berpendapat, dalam mewujudkan persatuan Islam di tengah keberagaman Islam Indonesia dapat dilakukan melalui lima hal. Pertama, membangun persatuan di atas prinsip-prinsip dan pokok-pokok ajaran Islam yang disepakati.

"Sebab menyatukan seluruh umat Islam melalui seluruh bagian detail ajaran Islam adalah suatu yang mustahil di tengah beragamnya mazhab, Ormas, dan partai," tuturnya.

Kedua, membangun persatuan di atas prinsip-prinsip kesepakatan berbangsa dan bernegara. Ketiga, membangun persatuan dalam dua tataran, persatuan internal umat Islam dan persatuan di antara pemeluk-pemeluk agama yang ada di Indonesia.

"Keempat, membangun persatuan di atas prinsip-prinsip kerja sama pada masalah yang disepakati dan bertoleransi pada masalah yang dipersilisihkan. Dan kelima, membangun kesetaraan dan meninggalkan hegemoni satu kelompok atas kelompok lain yang berbeda," ujarnya.

tag: #mui  #islam  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fraksi PKS Sangat Kecewa AS Veto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini sangat kecewa dan menyesalkan sikap Amerika Serikat (AS) yang memveto draf resolusi untuk mengakui secara penuh keanggotaan Palestina di ...
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...