Oleh Bachtiar pada hari Senin, 28 Jun 2021 - 17:21:25 WIB
Bagikan Berita ini :

Akun BEM UI Diretas, Politikus Demokrat: Upaya Menjajah Hak Privasi

tscom_news_photo_1624875685.jpg
Rachland Nashidik Politikus Demokrat (Sumber foto : Net)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Politikus senior Partai Demokrat Rachland Nashidik menilai, peretasan akun media sosial sejumlah pengurus BEM Universitas Indonesia (BEM UI) pasca unggahan akun Instagram BEM UI soal Jokowi King of Lip Service bersifat sistemik.

"Bisa jadi kejadian ini bersifat sistematik, bagian dari upaya kuasa untuk "mendisiplinkan" warganya ke dalam kepatuhan politik," kata Rachland dalam keterangan tertulis, Senin, (28/6/2021).

Rachland beralasan, hal itu lantaran kejadian peretasan akun media sosial bukan pertama kali terjadi. Menurutnya, peretasan kerap terjadi setiap ada kontroversi publik yang dipicu kritik warga kepada otoritas politik

"Menurut saya, karena bukan cuma sekali, maka kejadian ini bukan lagi kebetulan. Tiap kali ada kontroversi publik yang dipicu kritik warga pada otoritas politik, peretasan selalu dialami oleh pengeritik. Dulu mahasiswa UGM mengalami. Wartawan TEMPO juga mengalami dan sekarang BEM UI. Silahkan tambahkan sendiri kasus serupa yang dialami warga negara lain," papar Rachland.

Rachland menegaskan, jika analisanya benar, maka Indonesia saat ini berhadapan dengan masalah yang sangat serius. Masalah serius tersebut, lanjut dia, berupa upaya represi terhadap kebebasan berpendapat dan menyatakannya.

"Yang dilakukan dengan cara menjajah hak atas privasi warga negara. Keduanya adalah hak konstitusional kita. Dus ini adalah pelanggaran dobel," papar Rachland.

Rachland meminta, agar masalah ini tidak boleh dianggap enteng. Kejadian ini bisa dialami siapa saja, termasuk pada parpol koalisi pemerintah plus anggota DPR.

"Apalagi selambatnya tahun 2023 nanti, pasti akan terjadi hal yang alami, yakni melebarnya jarak politik antara parpol dengan pemerintah, karena agenda lima tahunan pemilihan presiden," ungkap Rachland.

Rachland menyarankan, agar setiap parpol dapat menggunakan fraksinya di DPR untuk menyoal masalah ini. Ia menekankan, jangan sampai mereka ikut jadi korban hanya karena memiliki pilihan politik yang berbeda.

"Anggota DPR mungkin bisa memanfaatkan hak interpelasi untuk menanyakan masalah ini pada pemerintah. Apakah peretasan itu dilakukan oleh lembaga negara? Apakah ada alat-alat yang dibeli dengan pajak rakyat digunakan untuk praktek represif demikian?," tutur Rachland.

Meski demikian, Rachland mengakui, jika yang ia sampaikan belum tentu benar bahwa pemerintah adalah pelakunya. Namun, menurutnya, kasus peretasan yang berkesan sistematik itu juga rasanya mustahil dilakukan tanpa alat.

"Maka suatu pertanggungjawaban demokratik perlu dikejar oleh DPR pada pemerintah. Sebab sedikit sulit untuk menganggap bahwa warga negara biasa memiliki alat untuk meretas," tandas Rachland.

Sebelumnya, aplikasi perpesanan dan media sosial (medsos) sejumlah pengurus BEM UI diretas. Peretasan terjadi pasca ramainya unggahan BEM UI soal Presiden Jokowi "the king of lip service"

Akun milik sejumlah pengurus UI yang dikabarkan terkena peretasan adalah akun WhatsApp (WA), Telegram, dan Instagram.

tag: #peretasan  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

Pemerintah Tak Ada Wacana Atur Jam Warung Madura

Oleh Sahlan Ake
pada hari Senin, 29 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pemerintah melalui Kemenkop UKM menegaskan tidak pernah melarang warung Madura untuk beroperasi selama 24 jam. Pemerintah juga memastikan tidak ada rencana untuk mengatur ...
Berita

Sidang PHPU Pileg, Bawaslu Siapkan Laporan Ini

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengaku tidak memiliki persiapan khsusus menghadapi persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK). Pasalnya, posisi Bawaslu dalam perkara PHPU ...