JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-
Bank Dunia (World Bank) merilis laporan terbaru mengenai tingkat penghasilan Indonesia kini yang berada di kelas menengah bawah (lower middle income).
Peringkat tersebut merosot dari sebelumnya, dimana Indonesia berada pada peringkat negara berpenghasilan menengah atas. Faktor pandemi Covid-19 menjadi salah alasan merosotnya peringkat ekonomi Indonesia.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komarudin menyatakan, perubahan status ini memang menjadi konsekuensi atas dampak pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian Indonesia.
Sehingga, kata dia, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk bisa mengembalikan posisi Indonesia di Bank Dunia.
"Penurunan status Indonesia lantaran dampak pandemi Covid-19 yang memukul penghasilan masyarakat. Tentu saja dalam jangka panjang, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri untuk kita bisa keluar dari middle income trap," kata Politikus Golkar itu dalam keterangannya, Selasa (13/7/2021).
Meski begitu, dia juga berharap jika status lower middle income yang disematkan ke Indonesia ini dapat bersifat sementara. Sehingga jika pertumbuhan Indonesia bangkit maka bisa cepat kembali ke jalur semestinya.
Menurutnya, kunci untuk kebangkitan ekonomi Indonesia terjadi apabila pandemi Covid-19 dapat dikendalikan dengan baik.
"Karena begitu pandemi terkendali, kita dapat menjaga pergerakan ekonomi," katanya.
Bersamaan dengan itu, lanjut Puteri, perlu juga fokus untuk mendorong transformasi secara fundamental dengan memperbaiki produktivitas, daya saing, dan kualitas sumber daya manusia.
"Sehingga, langkah-langkah penguatan ini harapannya dapat membangun perekonomian kita yang lebih berdaya tahan dan berkelanjutan," ucap Puteri.
Dari publikasi yang diperbarui setiap 1 Juli 2021 , Bank Dunia mencatat Pendapatan Nasional Bruto (GNI) Indonesia turun dari 4.050 dolar AS menjadi 3.870 dolar AS.