JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Telah dua hari, tepatnya pada Kamis (3/12/2015) pagi, politisi senior partai Golkar Slamet Effendy Yusuf meninggal dunia. Ia dimakamkan di tanah kelahirannya di Purwokerto pada Jumat (4/12/2015) kemarin.
Anggota komisi VII DPR RI Khatibul Umam Wiranu menjadi salah seorang yang mengaku merasa kehilangan betul dengan meninggalnya almarhum. Bagi Khatibul Umam, Slamet merupakan sosok tauladan yang berarti bagi dirinya.
"Sebagai senior, beliau juga guru, kakak dan pemimpin yang penuh tuntunan kebaikan. Sosok Slamet Effendy Yusuf adalah seorang ideolog kalangan santri dan aktivis pergerakan legendaris. Kita semua milik Allah Swt dan hanya kepadaNya lah kita pasti kembali. Innaa lillahi wa innaa ilaihi roojiuun," ujar Khatibul Umam di Jakarta, Sabtu (5/12/2015).
Politisi Demokrat ini mengungkapkan, semasa hidupnya Slamet telah menunjukkan peran yang cukup berarti bagi perkembangan kebangsaan di Indonesia. Bahkan, kata Khatibul Umam, mendiang telah aktif berjuang sejak menjadi mahasiswa.
"Mas Slamet seorang pemikir kenegaraan berbasis nilai-nilai agama dan religiusitas. Ia pernah memimpin Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga, Ketua PMII Jogja, Ketum PP GP Ansor selama 10 tahun 1985-1995. Ketua PBNU, Wakil Ketum PBNU, Ketua MUI. Ketua Panitia Adhoc 1/PAH1 amandemen UUD 1945. Ia salah seorang perumus Khittoh Nahdlatul Ulama bersama KH Abudurrahman Wahid. Bapaknya KH Yusuf Asyhari seorang pengajar dan penghafal Quran (hafidzul Quran). Kakeknya KH Muhsin (kakak kandung nenek saya H Samiroh), seorang pejuang yg memanggul senjata melawan penjajahan," paparnya.
Mengenang Slamet, Khatibul Umam menyatakan dirinya terakhir ketemu saat melakukan ibadah haji bersama pada musim haji tahun ini.
"Terakhir saya wukuf bersama Mas Slamet Effendy di Arofah, dan berjamaah salat jamak dhuhur-asar di padang Arofah musim haji tahun 2015. Selamat jalan Mas Slamet Effendy bin KH Yusuf Asyhari. Saya berdoa semoga Mas Slamet damai bersama para pejuang di sisi Allah Swt," pungkasnya. (mnx)