Berita
Oleh Fitriani pada hari Selasa, 21 Mei 2019 - 05:21:09 WIB
Bagikan Berita ini :
Eggi dan Lieus Dijerat Kasus Makar

Haris Azhar: Kelompok Penguasa Gunakan Hukum Hadapi Lawan Politik

tscom_news_photo_1558390869.jpg
Aktivis HAM Haris Azhar (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sejumlah simpatisan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ditetapkan sebagai tersangka kasus makar oleh aparat kepolisian.

Jikasebelumnya pengacara kondang Eggi Sudjana lebih dulu dijebloskan ke penjara, kemarin, Senin(20/5/2019), giliran aktivis Tionghoa Lieus Sungkharisma yang dijemput paksa polisi gara-gara pernyataannya soal wacana gerakan people power. Keduanya ditahan di Polda Metro Jaya karena mengkritik kecurangan Pilpres 2019.

Merespon hal ini, Pendiri Kantor Hukum dan HAM Lokataru, Haris Azhar menilai, ada penggunaan hukum oleh kelompok penguasa dalam menghadapi kelompok lawan politiknya.

"Saya sih mau bilangnya ada penggunaan hukum oleh kelompok penguasa, dalam menghadapi kelompok lawan politiknya. Tapi sebetulnya yang ditumbalkan hanya nama-nama tertentu saja dan juga untuk meredakan kebisingan gitu. Jadi kelompok 02 ini dianggap berisik sehingga dihadapi dengan cara-cara ekskalatif seperti ini," ujar Haris Azhar, saat dihubungi TeropongSenayan, melalui sambungan telephone, Senin (20/5/2019).

Aktivis HAM ini pun menilai, bahwa penangkapan para aktivis tersebut sebagai tindakan yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi.

Menurutnya, belakangan memang ada banyak diskriminasi. Meskipun ia juga tak menutup mata, bahwa kedua kubu baik 01 maupun 02 dahulunya merupakan kumpulan aktor-aktor pelanggar HAM.

"Ya, ini ya banyak diskriminasi, pelanggaran hak asasi terjadi gitu. Tapi kan saya juga mau bilang begini, 01 sama 02 ini juga kan kumpulan dari aktor-aktor pelanggar HAM di waktu yang lalu. Kalau kita mau melihat mundur kebelakang, ya begitu lah kalau hak asasi tidak dihormati, terus akhirnya makan tumbal mereka sendiri gitu," beber Haris.

"Dulu kita teriak-teriak soal menuntut HAM minta ini diselesaikan, kasus ini diselesaikan, gak ada yang mau dengerin, ya kan. Dicuekin, diabaikan, akhirnya yang terjadi HAM bukan dianggap sesuatu yang penting, dan hari ini terbukti akhirnya pelanggaran HAM nyerang ke mereka sendiri. Ini lah akibatnya," imbuh dia.

Tak hanya itu, menurut Haris, imajinasi kubu 01 sangat terbatas. Pun demikian kubu 02, menurutnya cara melawan mereka terkesan katrok.

"Imajinasinya sih 01 cuma segitu doang, mereka gak ngerti cara menghadapi perbedaan. Nah yang kedua, di 02 ini juga cara mereka melawan ini katrok, teriak-teriak people power yang menurut saya people power tidak ada masalah, cuma masih ada cara lain untuk melawan. Salah satunya dia bisa mobilisasi temuan-temuan pelanggaran ya kan, melakukan people power tanpa harus represif people power," pungkas Haris. (Alf)

tag: #ham  #polri  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...
Berita

DPR Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi UU

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU). Pengesahan dilakukan pada Rapat Paripurna DPR RI ke-14, di ...