JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut jika benar apa yang disampaikan oleh saksi Hairul Annas dalam sidang sengketa Pemilu 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), bahwa Kepala Staf KepresidenanMoeldokomenyampaikan kecurangan bagian dari demokrasi. Ia menilai Moeldoko tak paham politik.
"Saya kira orang yang ngomong itu tidak ngerti demokrasi, demokrasi itu kan kontestasi yang harusnya di dalamnya inherent, kejujuran, keadilan, kebenaran. Kalau orang mau curang-curangan ini apasih demokrasi itukan terjadi karena dulu orang perang. Orang perang untuk merebut kekuasaan. Semakin beradap kemudian dibentuklah demokrasi untuk siapa yang memegang kekuasaan, kan begitu nih," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Fadli menilai peryataan Moeldoko sangat berbahaya jika benar mengucapkan kecurangan bagian dari demokrasi.
"Jadi bahkan menurut saya berbahaya itu pernyataan itu kalau kecurangan dianggap sebagai bagian demokrasi. Itu pertanyaan sesat dan menyesatkan," tegasnya.
Sebelumnya, Anas menjadi salah satu saksi yang dihadirkan tim hukum Prabowo-Sandi dalam persidangan MK. Caleg PBB itu dihadirkan untuk memberi kesaksian soal materi "Kecurangan Bagian dari Demokrasi".
Selain menjadi caleg PBB, Anas mengaku diangkat sebagai relawan tim IT BPN pascapemilu berlangsung. Saat pemaparan, dia menjelaskan pengalamannya saat mengikuti pelatihan saksi sebagai tim koalisi pasangan Jokowi-Ma"ruf.
Dalam penjelasannya, dia mengaku, saat pelatihan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma"ruf, dia diberi salah satu materi dengan judul "Kecurangan Bagian dari Demokrasi". Materi itu, katanya, ditayangkan saat Kepala Staf Presiden Moeldoko menjadi salah satu pembicara.
"Jadi saya adalah caleg dari Partai Bulan Bintang yang merupakan pendukung paslon 01, kemudian saya ditugaskan hadir training saksi pada 20 dan 21 Januari di Kelapa Gading, di salah satu hotel, dan saya hadir diutus wakil PBB," papar Anas. (ahm)