Opini
Oleh Nasrudin Joha pada hari Senin, 22 Jul 2019 - 22:15:13 WIB
Bagikan Berita ini :

Ah Menag, Urusi Bendera Tauhid. Kasus Korupsi Ente Sudah Kelar?

tscom_news_photo_1563808513.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

Ada anak didik, di MAN 1 Sukabumi, boleh jadi karena kecintaannya kepada kalimat tauhid, membentangkan bendera tauhid. Kemudian digoreng di sosmed, semua pejabat sok jaga NKRI, meminta mengusut kasus tersebut.

Padahal, ini bukan remaja tawuran, bukan korban narkoba, bukan lagi nyekek botol, bukan sedang seks bebas, bukan mendamprat guru, bukan gay atau pelaku LGBT. Tapi, responsnya kayak koruptor kena OTT KPK saja.

Anggota DPR dari Golkar juga sok ikut campur, lupa pada kadernya yang banyak kasus korupsi. Sok menuding bendera terafiliasi ormas terlarang, padahal hingga saat ini tidak ada satupun putusan atau UU yang menyatakan bendera tauhid terlarang, apalagi haram untuk dimiliki dan dikibarkan.

Apa salahnya mengibarkan bendera tauhid ? Itu yang lambang dan kaos PKI menurut Luhut juga cuma trend ? Apakah kalimat tauhid itu najis ? Haram untuk dimuliakan ? Dikibarkan dengan penuh kebanggaan ?

Ah Menag, juga Kepo ngurusi bocah yang sedang cinta dan semangat dengan kalimat tauhid. Bukannya Menag sedang terjerat kasus jual beli jabatan ?

Katanya sedang enak menikmati duit bisyaroh ? Duit rujakan ? Dekat dg Romi yang konon sahabatnya Jokowi ? Kok jadi Kepo ngurusi bocah MAN sich ?

Saat ini untuk menutupi kegagalan, sering rezim cari kambing hitam. Menag sendiri, menurut Maman PKB lukman gagal ngurusi kemenag. Parkir saja berantakan.

Nah, sepertinya nalar buruk rupa cermin dibelah, itu terjadi di negeri ini. Saat rakyat kesulitan hidup, TDL naik, pajak naik, utang negara menggunung, BUMN merugi, tambang dijarah asing, eh politisi partai, pejabat negara malah sibuk mencari cari kesalahan rakyat kecil.

Bahkan, anak MAN yang tidak salah pun, dieksploitasi menjadi kesalahan, untuk mengalihkan kegagalan rezim mengatur negeri ini. Cari-cari kesalahan rakyat, untuk menutupi kesalahan rezim.

Coba kita cek kroni Lukman : Ketum yang lalu kena kasus korupsi, yang edisi Romi juga kena OTT KPK karena korupsi. Fokus kesini saja dulu, perbaiki internal partai agar tak menggarong uang rakyat. Atau, amankan kursi Menag dari Rongrongan Maman PKB.

Urusan besar dikecilkan, urusan yang bukan masalah dipermasalahkan. Memang mereka ini digaji rakyat untuk ngurusi anak MAN ? Itu dana haji Gmn, sudah cukup belum ? Atau digunakan untuk infrastruktur ? Itu tidak amanat, semua jamaah itu ngumpulin duit untuk haji, tidak ridlo dipakai infrastruktur.

Ya Allah, kok begini penguasa kami. Bukan melindungi dan melayani kami, tapi malah sibuk meneror dan mengintimidasi kami. Mereka makan dari duit rakyat, tapi enteng saja menyakiti rakyat. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #kementerian-agama  #lukmanhakim  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...