JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta emoh menepis tudingan politikus PSI Rian Ernestterkaitrumor parpol tingkat nasional menjadikan APBD DKI sebagai "lahan" mencari duit.
Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Ashraf Ali menyebut, sebagai politisi baru, sebaiknyaRian belajar dulu yang rajin.
"Saya (sebenarnya) tidak mau menanggapi, namanya juga anak baru kan, belum mengerti, suruh belajar dulu yang rajin. Suruh belajar dulu sama Ashraf Ali yang rajin," ucap Ashraf saat dihubungi, Selasa (23/7/2019).
Ashraf menyebut DPRD adalah lembaga negara yang harua dihormati. Setiap tuduhan, menurutnya, harus disertai dengan bukti yang kuat.
"Ini kan lembaga negara yang harus dihormati, jangan terus dibuat praduga-praduga. Nggak ada fakta, nggak ada bukti, hanya tuduhan," ucap Ashraf.
Ashraf merasa telah menjalankan tugasnya sesuai aturan. Bagi dia, tujuan menjadi anggota DPRD bukan untuk mencari uang.
"Jadi jangan praduga saja seenaknya. Dia di sini nggak ngerti apa-apa, kita sesuai aturan ketentuan. Kita kan pengabdian, bukan cari uang. Kita dapat uang sesuai dengan ketentuan," katanya.
Sebelumnya, Rian menyebut ada rumor tentang APBD DKI menjadi lahan cari duit dari parpol di tingkat nasional.
Rian menyampaikan itu saat menjadi pembicara dalam diskusi "Upaya Mempertahankan Independensi KPK" di gedung penunjang KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).
"Kita ada delapan orang DPRD DKI, ini pun kita pepet terus, kita kawal terus. Karena memang rumor-rumornya, rumor-rumornya, partai politik nasional ininyariduitnya dari APBD DKI. Ini dugaan,aduh... entar gua dilaporinlagi," ujarnya berseloroh.
Alasannya, kata Rian, APBN lebih sulit dijadikan lahan karena diawasi secara ketat. Namun pengawasan APBD DKI dengan jumlah sekitar Rp 70 triliun tidak seketat pengawasan APBN.
"Di DKI itu dengan anggaran Rp 70 triliun tiap tahun, media juga nggaksegitunya nyorot, potensinyolongnyagede banget dan kita tahulah DPRD DKI seperti apa gitu. Jadi saya sebenarnya berharap teman-teman KPK, yuk sebenarnya nggak usah jauh-jauh OTT ke daerah, bagus sih untuk pemerataan pemberantasan korupsi. Nggak usah jauh-jauh, ke Kebon Sirih saja cari. Kulik-kulik dapat kok, ini kata salah seorang penyidik, tapi bukan di sini, ini penyidik dari Trunojoyo bilang, "Yaelah DKI tinggal merem comot juga dapat." Ini dulu tapi, beberapa tahun lalu, sekarang saya yakin lebih baiklah," pungkasnya. (Alf)