JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Politikus PKB Abdul Kardir Karding menilai wajar Presiden Jokowi marah kepada jajaran PLN terkait pemadaman listrik di setengah Pulau Jawa, siang hingga malam, pada Minggu (4/8/2019).
"Jangankan Pak Jokowi, kami saja betul-betul prihatin kok bisa terjadi, apalagi Pak Jokowi yang seorang presiden. Mustinya tak boleh terjadi hal-hal seperti ini," kata Karding saat dihubungi, Senin (5/8/2019).
Jokowi mendatangi Kantor PLN , Jakarta,Senin (5/8/2019) untuk meminta penjelasan dari jajaran direksi. Menurut Karding, ekspresi wajah Jokowi yang menunjukkan kemarahan merupakan hal wajar.
"Dalam bentuk mimik muka itu, saya kira wajar terjadi. Karena itu, satu hal dalam tanda petik memalukan dan sekali lagi sulit, ini tak boleh terjadi," ujar Karding.
Seharusnya, lanjut dia, PLN bisa mengantisipasi kejadian tersebut.
"Harus ada kesiapan PLN untuk mengantisipasi kejadian-kejadian seperti ini, harus ada pemetaan pasokan listrik dalam jangka waktu 25-30 tahun ke depan dan itu harus dijamin," jelas dia.
Karding prihatin karena pemadaman listrik terjadi pusat perekonomian dan pergerakan publik.
"(Ini terjadi) di Jakarta, pusat ibu kota ataupun di Jawa, Banten pusat perekonimian, pusat pergerakan publik dan lebih parah lagi ketahanan energi kita. Dari sisi keamanan, (ini) berbahaya," tambah dia.
Sebelumnya, PLN minta maaf atas pemadaman akibat Gas Turbin 1-6 Suralaya mengalami trip, sementara Gas Turbin 7 saat dalam posisi mati (Off).
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi," kata Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka, di Jakarta, Minggu (4/8/2019).(plt)