Ragam
Oleh Jihan Nadia pada hari Rabu, 11 Sep 2019 - 19:47:09 WIB
Bagikan Berita ini :

Saat Kematian Itu Kian Dekat

tscom_news_photo_1568206029.jpg
BJ Habibie (Sumber foto : Ist)

Presiden RI ke-3, BJ Habibie tutup usia, Rabu (11/9/2019) sore, di RSPAD Gatot Soebroto. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu meninggaldiusia 83 tahun.

BJ Habibie adalah seorang pakar teknologi industri pesawat terbang yang dikenal oleh bukan hanya masyarakat Indonesia dan Jerman tetapi masyarakat dunia internasional mengenal beliau.

Semasa hidupnya, BJ Habibie pernah bicara tentang kehidupan. Kata beliau, ternyata kita ini hidup pada akhirnya kembali ke nol.

Berikut catatanBJ Habibie selengkapnya:

SAAT KEMATIAN ITU KIAN DEKAT

KALAULAH SEMPAT ?

(by BJ Habibie ketika berpidato di Kairo, beliau berpesan “Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu technology sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama itu lebih bermanfaat untuk umat. Kalo saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama.”)

Sepi penghuni…
Istri sudah meninggal…
Tangan menggigil karena lemah…
Penyakit menggerogoti sejak lama…
Duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman… Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu…

Tiga anak, semuanya sukses… berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri…

Ada yang sekarang berkarir di luar negeri…

Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi…

Dan ada pula yang jadi pengusaha …

Soal Ekonomi, saya angkat dua jempol » semuanya kaya raya…

Namun….
Saat tua seperti ini dia “merasa hampa”, ada “pilu mendesak” disudut hatinya..

Tidur tak nyaman…
Dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa & enegik yg penuh kenangan

Di rumah yang besar dia merasa kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur…

Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulutnya….

Dari sudut mata ada air yang menetes.. rindu dikunjungi anak-anak nya

Tapi semua anak nya sibuk dan tinggal jauh di kota atau negara lain…

Ingin pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu berjalan….

Sudah terlanjur melemah…

Begitu lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak…
sepanjang waktu ….

Laki-laki renta itu, barangkali adalah Saya… atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini suatu saat nanti
Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti…

yang pasti hanyalah KEMATIAN.

Rumah besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya…

Anak sukses tak mampu lagi menyejukkan rumah mewahnya yang ber AC…

Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang…

Asset-asset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa .?

Kira-kira jika malaikat “datang menjemput”, akan seperti apakah kematian nya nanti.

Siapa yang akan memandikan ?

Dimana akan dikuburkan ??

Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan?

Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti?

Rumah akan di tinggal, asset juga akan di tinggal pula…
Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa untuk kita atau tidak ???

Sedang ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan ???

Apa lagi jika anak tak sempat dididik sesuai tuntunan agama??? Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja…

“Kalau lah sempat” menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau ke tempat-tempat di jalan Allah yang lainnya…

“Kalau lah sempat” dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang……

“Kalau lah sempat” memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yang memerlukan…..

“Kalau lah sempat” membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat, dan handai taulan…

Kalau lah kita tidak kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan menjadi “Amal Penolong” nya …

Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi ‘Orang yang shaleh’, dan ‘Ilmu Agama’ nya lebih diutamakan

Ibadah sedekahnya di bimbing/diajarkan & diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan ‘Terbangun Malam’, ‘meneteskan air mata’ mendoakan orang tuanya.

Kalaulah sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama…

“KALAULAH SEMPAT”

Mengapa kalau sempat ?
Mengapa itu semua tidak jadi perhatian utama kita ?

Sungguh kita tidak adil pada diri sendiri. Kenapa kita tidak lebih serius?

Menyiapkan ‘bekal’ untuk menghadap-Nya dan ‘Mempertanggung Jawabkan kepadaNya?

Jangan terbuai dengan ‘Kehidupan Dunia’ yang bisa melalaikan…..

Kita boleh saja giat berusaha di dunia….tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang & kekal di akhir hidup kita.

(bagi yang menyebarkan catatan ini semoga menjadi sodaqoh ilmu & ladang amal Shaleh)

Teruslah menjadi “si penabur kebajikan” selama hayat masih dikandung badan meski hanya sepotong pesan.

Semoga Bermanfaat…

Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie

tag: #habibie  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Ragam Lainnya
Ragam

Mimpi Hashim: Menjadikan Indonesia Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia

Oleh Ariady Achmad dan team teropongsenayan.com
pada hari Jumat, 20 Jun 2025
Jakarta, 20 Juni 2025 – Di tengah gempuran perubahan iklim global, hadir satu wacana yang terdengar sederhana namun sarat makna ekologis dan ekonomis: bambu. Tanaman yang lekat dengan tradisi ...
Ragam

Tetap Aktif dan Berdaya di Usia Lanjut: Optimalisasi AI untuk Menambah dan Merawat Pengetahuan

Usia lanjut sering kali diiringi oleh tantangan seperti menyusutnya lingkaran sosial, menurunnya keterlibatan dalam dunia kerja, serta perubahan pola aktivitas sehari-hari. Namun, di era digital dan ...