Oleh Jihan Nadia pada hari Rabu, 23 Okt 2019 - 22:59:34 WIB
Bagikan Berita ini :

Beda dengan era Ahok, DPRD DKI Sebut Anggaran Era Anies Tak Transparan

tscom_news_photo_1571846374.jpg
Rapat Banggar KUA-PPAS untuk APBD 2020 di ruang serbaguna, lantai 3, Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Golkar Basri Baco, mempertanyakan transparansi anggaran era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dia membandingkan transparansi anggaran di era Anies memimpin dengan gubernur DKI seebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

Hal ini mencuatdalam rapat anggaran KUA-PPAS 2020 di lantai 3, Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).

Menurut dia, sebelum Anies menjabat, APBD yang dirancang maupun disahkan terpampang di setiap kantor kelurahan sehingga bisa dilihat oleh warga.

"(Tapi) Sekarang saya sepertinya dalam dua tahun ini tidak melihat itu," kata Basri dalam rapat tersebut.

Dia mencontohkan, rancangan anggaran dahulu dipajang salah satunya di kantor Kelurahan Menteng. Dengan cara tersebut, warga dapat mengetahui dan mengawasi anggaran.

"Saya rasa ini baik untuk membantu kinerja bapak ibu SKPD jadi tidak terlalu pusing mengawasi kontraktor dan lain-lain," ujarnya.

Selain Basri, anggota lain juga menyoroti masalah transparansi anggaran ini.

Anggota banggar dari Fraksi PSI William Aditya Sarana menyebutkan bahwa dokumen KUA-PPAS seharusnya sudah diunggah di situs web resmi milik Pemprov DKI Jakarta apbd.jakarta.go.id.

Namun, hingga saat ini baik anggota DPRD maupun publik belum bisa mengaksesnya.

"Kami ingin agar tahapan dokumen KUA-PPAS diunggah sehingga tidak hanya anggota DPRD, tapi publik juga mengetahui apalagi banyak yang baru seperti saya," tutur anggota termuda DPRD DKI ini.

Rabu hari ini, Pemprov DKI Jakarta bersama DPRD DKI Jakarta menggelar rapat anggaran KUA-PPAS 2020.

Pemprov merevisi KUA-PPAS 2020 yang diusulkan adalah sebesar Rp 89,441 triliun. Padahal dalam rancangan KUA-PPAS sebelumnya diusulkan sebesar Rp 95,99 triliun

Artinya ada perubahan kurang lebih Rp 6 triliun.

"Perhitungan kami eksekutif sampai kemarin sore Rp 89,44 triliun," ucap Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah. (Alf)

tag: #dprd-dki  #anies-baswedan  #pemprov-dki  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...