Oleh Alfian Risfil pada hari Selasa, 05 Nov 2019 - 18:25:37 WIB
Bagikan Berita ini :

Jokowi Watch: Penyusunan Anggaran Pembangunan Fisik di DKI Rawan Bocor

tscom_news_photo_1572953137.jpg
Kantor Balaikota DKI Jakarta (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diharapkan memperketat pengawasan proses penyusunan anggaran proyek pembangunan fisik di ibukota, karena diduga masih rawan kebocoran.

"Sebab penyusunan anggaran yang dilakukan konsultan masih dapat dipermainkan oknum pejabat dan pelaksana pemenang lelang," kata Direktur Eksekutif Jokowi Watch, Tigor Doris Sitorus melalui keterangan tertulisnya, Senin (4/11/2019).

Tigor memberikan contoh jika lelang pembangunan fisik sekolah dengan anggaran Rp 1 milliar yang kemudian dimenangkan salah satu perusahaan penawar terendah, yaitu sekitar Rp 800 juta, perusahaan masih bisa untung30 persen.

Padahal, menurut Tigor, modal produksi pembangunan fisik sekolah dengan anggaran Rp 1 milliar tersebut hanya sekitar Rp500-600juta.

"Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana anggaran proyek senilai Rp 1 milliar itu disusun konsultan? Padahal biaya modal kerja hanya sekitar Rp500-600juta. Disinyalir hal itu terjadi karena ada mar kup dalam komponen dalam setiap item spesifikasi bahan bangunan dan jasa," ujar Tigor.

“Jadi konsultan yang ditunjuk tidak jeli dan detail dalam menyusun anggaranproyek. Bagaimanamungkin anggaran Rp 1 miliar ditawar Rp 800 juta tapi pemenang lelang dapat keuntungan 30 persen dari nilai proyek. Inijelas ada mark up dan bisa jadi celah korupsi, bahkan proyek bisa dibawah standar," sambungnya.

Kemudian, lanjut Tigor, sejak Kepemimpinan Anies Baswedan sistem penyusunan anggaran fisik yang diberikan ke konsultan tidak lagi diawasi oleh PT Sucofindo sehingga konsultan bebas menyusun anggaran proyek fisik. Hal ini berbeda di era Gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dimana konsultan penyusun anggaran harus diawasi oleh Sucofindo.

“Anies perlu belajar dari Ahok, jika itu baik tidak ada salahnya untuk diambil. Ini supaya tidak terjadi pemborosan anggaran di DKI Jakarta,” ujar Tigor.

Untuk mencegah terjadi kebocoran anggaran, Tigor menyarankan supaya seluruhkompenen proyek fisik dimasukan kedalam e-Katalog sehingga ada transparansi dan harga yang kompetitif dari distributor.

Selain itu, Jokowi Watch juga meminta Presiden Joko Widodo agar membuat kebijakan supaya pemerintah daerah setingkat kota/kabupaten tidak lagi proyek fisik.

"Proyek fisik nantinya hanya dikerjakan oleh Kementerian PUPR atau badan baru yang fokus terhadap infrastrukur. Sebab proyek fisik di daerah diduga jadi celah korupsi antara pejabat dan pengusaha," tutup Tigor. (Alf)

tag: #pemprov-dki  #dprd-dki  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...